dariusaha pabrik pakan lokal skala kecil di CV. X. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa pendapatan usaha per bulan sebesar Rp. 67.760.000,-. Pengusaha pakan lokal ayam petelur skala kecil dengan produksi 45.000 kg per bulan, apabila diasumsikan tingkat bunga SuksesHidroponik Tips trik dan pembelajaran hidropoik Hidroponik; Cara Tanam; Media Tanam; Home analisa usaha hidroponik lengkap Untukusaha yang akan dijalankan ini memiliki dampak yang berbeda karena skala perusahaan yang kecil dan belum berencana untuk diekspor ke luar negeri dan mengimpor bahan baku dari luar negeri. Pengaruh kondisi politik terhadap usaha pesangraian kopi dapat dikatakan memiliki dampak yang kecil terhadap peluang maupun ancaman. Sehingga Menurutnya pameran yang dilaksanakan mulai hari ini, (1/4) hingga Jumat (9/4) bentuk apresiasi kepada pelaku usaha tanaman hias. 12 Jul 2022 19:19 WIB juga akan dilaksanakan pelatihan hidroponik dasar untuk skala rumah tangga dan pemanfaatan limbah belajar membuat taman mini kaktus (terrarium) serta sosialisasi ekspor tanaman," ujarnya ModalAwal Usaha Bisnis tenak burung. Besarnya skala bisnis tenak burung yang dimulai akan sangat berpengaruh pada modal awal yang perlu disiapkan. Kami asumsikan kamu ingin membuka bisnis ternak burung di skala kecil dulu. Maka rincian biaya yang dibutuhkan untuk memulai adalah sebagai berikut: Analisa pendapatan usaha Ternak burung dalam Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AGRISEP Vol. 20 No. 2 September 2021 Hal 343 – 354 343 DOI ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI SELADA HIDROPONIK DI MASA PANDEMI COVID-19 KABUPATEN KOLAKA The Feasibility Analysis Of Hydroponic Lettude Farming During The Covid-19 Pandemic In Kolaka Regency Masitah1 ; Syahrir2; Muhtar Amin3; Poresman Mandeva4 1,2,3,4Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia Email ABSTRACT Hydroponic lettuce is one type of plant that is widely developed today by farmers to be used as a farm for the community, especially for millennials. Hydroponics is a way of farming that is again up to date in the midst of the current Covid-19 pandemic because it is not difficult to cultivate and can provide benefits for farmers. The purpose of the research was to determine the feasibility of hydroponic lettuce farming during the Covid-19 pandemic. The research was conducted in Kolaka Regency with a population of 19 hydroponic lettuce farmers. Business analysis that will be used in this study is income analysis π, Business Ratio R/C, Payback Period PBP and Break Even Point BEP. The research was conducted in Kolaka Regency with a population of 19 hydroponic lettuce farmers. The results of the analysis of the feasibility of hydroponic lettuce farming during the Covid-19 pandemic are known to be profitable because the value of R/C>1 of this indicates that the farm is profitable with the average income of hydroponic lettuce farming businesses already above the Kolaka District UMK of Rp. 2,502,500, from the results of the analysis PBP obtained a figure of years to return the investment of mangrove crab business takes about months and to reach the break-even point BEP obtained a minimum gross receipt of Rp. 840, this means that the hydroponic lettuce farming during the Covid-19 pandemic is worth trying. Keywords Hydroponic Lettuce, Business Feasibility, Covid-19 Pandemic ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 344 Masitah,Syahrir, Muhtar Amin, Poresman Mandeva; Analisis Kelayakan.. ABSTRAK Selada Hidroponik merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan saat sekarang oleh para petani hingga dijadikan usahatani bagi kalangan masyarakat khususnya bagi generasi milenial. Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang lagi kekinian di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini karena tidak sulit untuk dibudidayakan serta dapat memberikan keuntungan bagi petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan usahatani selada hidroponik selama masa pandemi Covid-19. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kolaka dengan jumlah populasi sebanyak 19 petani selada hidroponik. Analisis usahatani yang akan digunakan adalah analisis pendapatan 𝜋, Rasio usaha R/C, Payback Period PBP dan Break Even Point BEP. Hasil analisis kelayakan usahatani selada hidroponik selama masa pandemi Covid-19 diketahui menguntungkan karena nilai R/C>1 yakni 3,43 hal ini menunjukkan bahwa usahatani tersebut menguntungkan dengan rata-rata pendapatan pelaku usahatani selada hidroponik sudah diatas UMK Kabupaten Kolaka sebesar Rp. dari hasil analisis PBP diperoleh angka 0,3 tahun untuk mengembalikan investasi usaha kepiting bakau membutuhkan waktu sekitar 3,6 bulan dan untuk mencapai titik impas BEP memperoleh penerimaan kotor minimal sebesar Rp. hal ini berarti usahatani selada secara hidroponik selama masa pandemi Covid-19 ini layak untuk diusahakan. Kata kunci Selada Hidroponik, Kelayakan Usaha, Pandemi Covid-19 PENDAHULUAN Selada Lactuca sativa L. merupakan salah satu dari jenis tanaman sayuran hortikultura yang saat ini dikenal banyak di kalangan masyarakat. Selain itu tanaman selada banyak dijadikan sebagai pelengkap makanan yakni lalapan serta bahan tambahan dari makanan siap saji. Selada merupakan jenis tanaman yang tidak terlalu membutuhkan perawatan dan sangat mudah untuk ditanam namun cepat memberikan hasil. Saat ini, selada banyak dibudidayakan secara hidroponik. Hidroponik merupakan teknologi budidaya tanaman yang mana dalam larutan nutrisinya dengan menggunakan media buatan misalnya pasir, kerikil, dan rockwool sebagai penunjang mekanik. Fungsi dari hidroponik adalah mengatasi keterbatasan lahan atau luas tanah yang dapat digunakan dalam proses budidaya serta meminimalisasi dampak dari keterbatasan iklim Wibowo dan Asriyanti, 2013. Selada merupakan salah satu komoditi hortikultura yang belum terdaftar pada produksi komoditi sayuran nasional. Selada tidak termasuk dalam komoditas utama baik skala prioritas maupun komoditi utama sayuran, akan tetapi selada memiliki potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki prospek ekonomi yang cukup cerah Rukmana, 1994. Selada Hidroponik merupakan tanaman yang saat ini mulai banyak dikembangkan oleh masyarakat termasuk para petani sayur konvensional. ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 AGRISEP Vol. 20 No. 2 September 2021 Hal 343 – 354 345 Usahatani hidroponik bukan hal baru bagi masyarakat saat ini, khususnya bagi generasi milenial. Sejak tahun 1990, jenis tanaman selada mulai berkembang di Indonesia hingga sekarang. Permintaan salada dalam negeri mengalami peningkatan tiap tahunnya terutama permintaan dari pasar modern yakni supermarket. Akibat dari tingginya permintaan selada dalam negeri, Indonesia melakukan impor selada untuk memenuhi kebutuhan tanaman selada dalam negeri. Hal ini menjadi peluang bagi petani untuk membudidayakan tanaman selada secara hidroponik. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah yang sumber penghasilannya berasal dari hasil pertanian. Tanaman selada merupakan jenis tanaman yang tergolong masih jarang dibudidayakan di Kabupaten Kolaka, namun potensi dan kondisi lahan sangat memungkinkan untuk dilakukan budidaya tanaman selada, karena tanaman selada memliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Kolaka. Usahatani selada hidroponik sudah mulai dilakukan di Kabupaten Kolaka namun hanya pelaku usahatani yang memiliki pengalaman yang melakukan budidaa selada hidroponik tersebut. Pandemi Covid-19 merupakan wabah virus yang asalnya dari China masuk ke Indonesia. Dampak dari pandemi covid-19 membuat beberapa pelaku usaha mengalami kerugian akibat dari kebijakan terkait Covid-19. Salah satu kebijakan yang diterapkan di Indonesia adalah PSBB di hampir semua wilayah di Indonesia termasuk Kabupaten Kolaka. Akibat dari kebijakan ini, beberapa pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan bahkan ada mengalami kerugian. Untuk pelaku usaha hidroponik ditengah pandemi Covid-19 juga mengalami penurunan omset usaha dibanding sebelum adanya Covid-19. Akan tetapi banyak juga bermunculan beberapa pelaku usaha sayur hidroponik yang baru dimasa pandemi covid-19. Investasi dengan modal awal yang tinggi digunakan untuk membangun instalasi hidroponik, sarana dan prasarana lainnya yang menjadikan pertimbangan harga jual sayur-sayur yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga sayur-sayur yang tidak ditanam menggunakan sistem hidroponik dipasaran Boer etc, 2019. Oleh karena itu diperlukan untuk mengkaji mengenai usahatani hidroponik mulai dari hulu hingga hilir yang akan menghasilkan pendapatan bagi usahatani hidroponik serta untuk melihat modal tersebut akan kembali dalam jangka waktu berapa lama. Sesuai dengan masalah di atas, maka perlu untuk dilakukan kajian penelitian lebih mendalam terkait tentang kelayakan usahatani selada hidroponik dengan tujuan untuk melihat besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan dari usahatani selada hidroponik selama masa pandemi Covid-19. Analisis tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran peluang bisnis usahatani selada hidroponik dan dapat menguntungkan bagi pelaku usaha selada hidroponik khusunya dimasa pandemi Covid-19 saat ini. ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 346 Masitah,Syahrir, Muhtar Amin, Poresman Mandeva; Analisis Kelayakan.. METODE PENELITIAN Objek penelitian yang diteliti adalah kelayakan finansial usahatani selada hidroponik dimasa pandemi Covid-19. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kolaka, penentuan daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa di Kabupaten Kolaka banyak masyarakat yang mengusahakan tanaman selada hidroponik. Populasi penelitian yakni semua petani yang sedang membudidayakan selada dengan tehnik hidroponik yakni sebanyak 19 petani yang berada di Kabupaten Kolaka. Adapun sebaran jumlah petani selada hidroponik di Kabupaten Kolaka terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Petani Selada Hidroponik di Kabupaten Kolaka, 2021. Sumber Data Primer setelah diolah, 2021. Penelitian menggunakan desain kuantitatif untuk menganalisis kelayakan usahatani selada hidroponik dengan maksud untuk melihat nilai suatu kegiatan tertentu yang dilakukan apakah layak atau tidak, serta untuk melihat suatu usaha apakah dapat memberi keuntungan bagi perusahaan, yang mana bertujuan untuk memaksimalkan keuntungannya Umar 2003. Oleh karena itu untuk mengetahui kelayakan dari usahatani selada hidroponik selama masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Kolaka digunakan analisis sederhana yakni pendapatan, rasio usaha, PBP dan BEP. Analisis Pendapatan digunakan untuk mengetahui semua variabel input serta output yang digunakan suatu usaha serta berapa keuntungan yang akan didapatkan dari usahatani yang dilakukan Soekartawi 2006. Berikut rumus pendapatan usahatani selada hidroponik selama masa pandemi Covid-19 𝜋 = 𝑇𝑅 −𝑇𝐶 1 Keterangan 𝜋 = Keuntungan usahatani selada hidroponik TR = Total selada hidroponik TC = selada hidroponik Analisis Reveneu Cost Ratio R/C Analisis rasio usaha merupakan analisis yang digunakan untuk menghitung atas usahatani yang dijalankan sudah layak atau tidak. Adapun ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 AGRISEP Vol. 20 No. 2 September 2021 Hal 343 – 354 347 rumus dari Rasio keuntungan R/C usahatani selada hidroponik dapat dilihat pada rumus dibawah ini 𝑅𝐶⁄ = 𝑇𝑅𝑇𝐶 2 Keterangan TR = selada hidroponik TC = selada hidroponik Kriteria Usaha R/C > 1, Usahatani selada hidroponik layak R/C = 1, Usahatani selada R/C 1 baik yang berpendapatan maksimum maupun yang minimum. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani selada hidroponik dimasa pandemi Covid-19 masih layak atau masih menguntungkan untuk dijalankan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Novitasari et al. 2020 bahwa suatu usahatani selada layak untuk dijalankan atau dilanjutkan jika hasil analisis R/C lebih dari 1. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan Nana et al 2018 bahwa kegiatan usahatani selada air menguntungkan secara ekonomi ketika hasil rasio yang diperoleh lebih dari 1, maka dikatakan layak untuk dijalankan. Perbedaan pendapatan usahatani selada hidroponik disebabkan oleh perbedaan hasil panen dari masing-masing pelaku usaha, sedangkan perbedaan hasil panen disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya perbedaan usaha panen tanaman selada hidroponik atau perbedaan jumlah panen tanaman selada hidroponik perbulan, dimana jumlah panen tertinggi perbulan sebanyak 30 kali panen dengan hasil sebesar 945 pohon per bulan. Sedangkan yang terendah hanya mampu memanen sebanyak 15 kali panen dalam sebulan dengan hasil sebesar 425 pohon/bulan, semakin tinggi upaya panen maka hasil panen akan semakin maksimal. Selain itu perbedaan pendapatan usahatani selada juga dipengaruhi oleh perbedaan jumlah lubang tanam yang dioperasionalkan oleh tiap petani, semakin banyak jumlah lubang tanam yang dioperasionalkan maka hasil panen juga semakin besar. Hal ini sejalan dengan penyataan Paridy et al 2020 bahwa jumlah hasil produksi atau panen suatu usahatani mempengaruhi jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh petani selain itu teknik pemasaran yang baik merupakan salah satu cara meningkatkan pendapatan usahatani. ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 350 Masitah,Syahrir, Muhtar Amin, Poresman Mandeva; Analisis Kelayakan.. Gambar 2. Tingkat Pendapan Bersih Usahatani Selada Hidroponik Selama Pandemi Covid-19 dibanding dengan UMK Kabupaten Kolaka 2021 Sumber Data Primer setelah diolah Tingkat pendapatan usahatani selada di Kabupaten Kolaka dari 19 responden jika dibandingkan dengan upah minimum kerja UMK Kabupaten Kolaka tahun 2021 sebesar Rp. terdapat tiga kelompok. Kelompok pertama adalah pelaku usahatani yang berpendapatan diatas UMK sebanyak 9 responden. Kelompok kedua adalah pelaku usahatani yang berpendapatan hampir sama dengan nilai UMK sebanyak 2 responden dan kelompok ketiga adalah pelaku usahatani yang berpendapatan di bawah nilai UMK dengan jumlah sebanyak 7 responden Gambar 2. Berarti sebagian besar status masyarakat pelaku usahatani selada hidroponik di Kabupaten Kolaka kehidupannya sudah layak diatas dari garis kemisikinan terlebih dimasa pandemi Covid-19 saat ini. Hal ini sesuai sejalan dengan pendapat dari Rayyani et al 2020 bahwa saat wabah pandemi Covid-19 melanda Indonesia mulai Februari 2020, beberapa jenis usaha salah satunya adalah usaha mikro yang mana merupakan salah satu usaha yang paling rentan mengalami kerugian bahkan gulung tikar akibat dari adanya kebijakan terkait Covid-19 diantaranya kebijakan PSBB. PSBB merupakan satu dari beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah guna meminimalisir penyebaran Covid-19, meskipun langkah tersebut mengakibatkan pelaku usaha mengalami kerugian. Usaha yang dilakukan para pelaku usaha yakni dengan melakukan sistem penjualan online dengan cara memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan yang menurun akibat pandemic Covid-19. 05000001000000150000020000002500000300000035000000 5 10 15 20UMK Pendapatan ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 AGRISEP Vol. 20 No. 2 September 2021 Hal 343 – 354 351 Tabel 3. Analisis Kelayakan Usahatani Selada Hidroponik Selama Masa Pandemi covid-19 di Kabupaten Kolaka Cash Flow Usahatani Selada Hidroponik Kabupaten Kolaka B. Biaya Variabel 1 Tahun C. Penyusutan Modal 20% x D. Total Biaya Variabel B + C 2. PBP.[A+DF+A x 1th] Sumber Data Primer setelah diolah. 2021. Payback Period PBP Analsis Payback Period PBP usahatani selada hidroponik di Kabupaten Kolaka bertujuan untuk melihat berapa periode atau waktu yang dibutuhkan untuk dapat mengembalikan investasi usaha yang telah dikeluarkan pelaku usahatani selada hidroponik dengan menggunakan net cash flows aliran kas netto. Dengan kata lain untuk melihat sejauh mana jangka waktu yang dibutuhkan bagi pelaku usaha untuk mengembalikan secara penuh investasi yang telah dikeluarkan pelaku usaha dengan cara menghitung keuntungan yang didapatkan dari usahatani selada hidroponik. Dari hasil analisis PBP diperoleh angka 0,3 tahun, artinya untuk mengembalikan investasi usahatani selada hidroponik tersebut membutuhkan waktu sekitar 0,3 tahun atau 3,6 bulan. Sesuai dengan pernyataan Ramadhanty et al 2020 bahwa perhitungan investasi payback period dilakukan dengan tujuan untuk melihat berapa lama waktu atau periode pengembalian modal suatu usaha. Selain itu penelitian Manalu dan Lavyana 2020 juga mengatakan bahwa modal investasi dapat kembali dalam jangka waktu tertentu dan layak untuk dilanjutkan dikarenakan lebih kecil dari umur bisnis yakni 10 tahun. Oleh karena itu, berdasarkan kriteria tersebut usahatani selada hidroponik pada masa pandemic Covid-19 di ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 352 Masitah,Syahrir, Muhtar Amin, Poresman Mandeva; Analisis Kelayakan.. Kabupaten Kolaka layak untuk dijadikan usaha atau layak untuk dikembangkan. Break Even Point BEP BEP merupakan jumlah antara pendapatan dan jumlah total biaya seimbang atau sama sehingga tidak terjadi kerugian atau tidak juga mendapatkan keuntungan dalam suatu usaha tersebut atau dalam hal ini impas. BEP usahatani selada dimasa Covid-19 di Kabupaten Kolaka digunakan untuk menganalisis proyeksi hasil panen yang harus dihasilkan dari usahatani selada hidroponik sehingga menghasilkan titik impas atau dengan kata lain kembali modal. Dari hasil analisis, didapatkan angka panen minimal yang harus dihasilkan oleh petani selada hidroponik untuk mencapai titik impas BEP guna memperoleh penerimaan kotor minimal sebesar Rp. dengan BEP harga yang dibebankan pada setiap produk. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Chasana 2018 dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa hasil BEP diperoleh yakni sebesar 0,35 yang mana merupakan titik impas dari usaha yang dijalankan. Selain itu pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang juga dilakukan oleh Kamaruddin et al 2020 bahwa usaha sayuran hidroponik sistem NFT skala kecil menguntungkan dengan melihat dari jumlah produksi yang melebihi BEP produksi, tingkat harga yang melebihi BEP harga, dan penerimaan yang melebihi BEP penerimaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis kelayakan usahatani selada hidroponik selama masa pandemi Covid-19 diketahui menguntungkan karena nilai R/C>1 yakni 3,43 hal ini menunjukkan bahwa usahatani tersebut menguntungkan dengan rata-rata pendapatan pelaku usahatani selada hidroponik sudah diatas UMK Kabupaten Kolaka sebesar Rp. dari hasil analisis PBP diperoleh angka 0,3 tahun untuk mengembalikan investasi usaha kepiting bakau membutuhkan waktu sekitar 3,6 bulan dan untuk mencapai titik impas BEP memperoleh penerimaan kotor minimal sebesar Rp. Ini berarti usahatani selada secara hidroponik dimasa pandemi Covid-19 layak diusahakan atau dijadikan usaha. Saran Saran yang direkomendasikan oleh peneliti adalah dalam meningkatkan jumlah hasil produksi selada hidroponik ditengah masa pandemi Covid-19 serta keberlanjutan usahatani, diperlukan keterampilan dalam memasarkan selada serta memaksimalkan penggunaan wadah tanaman hidroponik secara ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 AGRISEP Vol. 20 No. 2 September 2021 Hal 343 – 354 353 baik melalui pelatihan, pengetahuan pemahaman kepada petani mengenai budidaya tanaman hidroponik yang baik. Bagi pemerintah diharapkan dapat mampu memberikan kebijakan lain yang mampu menjaga kesejahteraan ekonomi pelaku usaha agar tetap terjamin pada waktu-waktu krusial seperti akibat dari adanya pandemi Covid-19 seperti saat sekarang ini. ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 354 Masitah,Syahrir, Muhtar Amin, Poresman Mandeva; Analisis Kelayakan.. DAFTAR PUSTAKA Boer, N, P., Abdi, dan Abdul, G. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Hidroponik Di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari Studi Kasus Hidroponik Faperta. Jurnal Ilmiah Agribisnis. 61 27-36 Chasana, U. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Selada Merah Dengan Menggunakan Metode Hidroponik. Agrisains Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur. 42 22-29 Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta Rineka Cipta Kamaruddin, C, A., Ma’ruf, M, I., Marhawati, Basra, A., dan Rahmawati, D. 2020. Analisis Usaha Hidroponik Di Kota Makassar Studi Kasus Delta Farm. Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD. 52 151-161 Manalu, D, S, T dan Bangun, L. 2020. Analisis Kelayakan Finansial Selada Keriting dengan Sistem Hidroponik Studi Kasus PT Cifa Indonesia. Journal of Agriculture and Human Resource Development Studies. 12 117-126 Nana, F., Kune, S, J dan Hutapea, A, N. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Selada Air di Desa Popnam, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Agrimor. 31 13-15 Novitasari, D dan Syarifah, R, N, K. 2020. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Selada Dengan Hidroponik Sederhana Skala Rumah Tangga. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 171 19 – 23 Paridy, R D., Masitah, M., dan Bahari, D . 2020. Marketing Channel Analysis in an Effort to Develop the Potential of Bananas in Pinrang Regency. Agribusiness Journal. 32 1 – 7 Ramadhanty, A, R., Wiyono, S, N., Kusno K., dan Trimo L. 2020. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Selada Krop Di Cv. Cantigi Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut. Forum Agribisnis. 101 27 – 35 Rayyani, W, O., Salam, K, N., Panjaitan, R., Nur, A., Sari, A, E., Nurussama, Wulansari, R., Krisnanto, B., Oktovian, R., Budiasih, Y. 2020. Masa-masa Covid-19 Strategi Bisnis dan Manajemen Perusahaan. Komunitas Dosen Bidang Ekonomi dan Bisnis di Indonesia. Banten CV. AA Rezky Riyanto, B. 2004. Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ke BPFC Roidah, I. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo. 12 43-49 Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada & Andewi. Yogyakarta Kanisius Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta UI Press Suharyon dan Edi, S. 2021. Revenue and Feasibility Analysis of Celery Apium Graveolens, L. in Lingkar Selatan Village Paal Merah District Jambi City. IOP Conf. Series Earth and Environmental Science. 715 20211-7 ISSN 1412-8837 e-ISSN 2579-9959 AGRISEP Vol. 20 No. 2 September 2021 Hal 343 – 354 355 Susilawati, 2019. Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidroponik. Palembang Universitas Sriwijaya Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 2. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Umikalsum, R, A. 2019. Analisis Usahatani Tanaman Selada Hidroponik Pada Kebun Eve’s Veggies Hydroponics Kota Palembang. Jurnal Societa. 71 52-57 Wibowo, S., dan Asriyanti, A, S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT Pada Budidaya Pakcoy. Jurnal Penelitian Terapan. 133 159-167 Widiyanto, A. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Selada Dengan Sistem Hidroponik NFT. Jurnal Chlorophil. 121 1-9 ... Akan tetapi tanaman selada jika di kembangkan akan memiliki potensial yang cukup khususnya di Indonesia. Masitah et al., 2021 ...Akhmad FadjeriLisna KurniatinDicki Kusuma Adri AriyantoBayu Aji SaputraPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan tanaman selada menggunakan metode morfologi dan ekstrasi ciri dari proses kroping pada citra dan citra asli. Teknik kroping merupakan teknik memperkecil ukuran citra. Sedangkan citra asli merupakan citra hasil dari tangkapan alat citra digital. Pada pengolahan citra digital terdapat teknik atau metode morfologi pada citra. Sebelum tahap morfologi, citra akan di proses menggunakan 2 metode yaitu metode kroping pada citra dan citra asi atau tanpa kroping. Setelah proses kroping atau tanpa kroping citra di olah menjadi citra abu-abu grayscale, selanjutnya citra akan di proses menggunakan deteksi tepi untuk memperoleh hasil bagian tepi pada citra. Kemudian citra diubah menjadi bentuk biner 0 dan 1 atau sering disebut citra biner. Setelah pengolahan citra digital selesai kemudian tahap morfologi, dimana terdapat proses dilasi dan erosi. Proses ini bertujuan untuk mempertebal dan menipiskan hasil citra atau untuk meningkatkan hasil pendeteksian pada citra atau objek. Tahap selanjutnya yaitu proses ekstrasi ciri, dimana proses ini bertujuan untuk memperoleh nilai matematis pada sebuah ekstrasi ciri pada citra dilakukan sebanyak dua kali yaitu ekstrasi ciri citra asli dan ekstrasi ciri citra kroping. Dari hasil ekstrasi dapat diperoleh nilai matematis citra dengan ketentuan luas, keliling, kebundaran, kerampingan, panjang dan lebar. Proses ekstrasi ciri yang pertama atau citra asli didapatkan nilai matematis dengan rentang atau rata-rata luas keliling kebundaran kerampingan panjang dan lebar Sedangkan proses ekstrasi ciri kroping pada citra didapat nilai matematis citra dengan rentang atau rata-rata luas keliling kebundara kerampingan panjang dan lebar Rata-rata penerimaan usaha selada hidroponik "Sayurin Aja" sebesar Rp. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Masitah, et al., 2021 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani selada hidroponik rata-rata keuntungan pelaku usahatani sebesar Artinya usahatani selada hidroponik menguntungkan karena nilai R/C ratio sebesar 3,43 sehingga usaha ini layak. ...Yulia Sri Eka NandaPurwati Ratna WRibut SantosaSelada hidroponik merupakan sayuran dedaunan yang bergizi dan higienis sebab menggunakan sistem bercocok tanam tanpa adanya media tanah. Usaha selada hidroponik “Sayurin Aja” belum mengetahui keuntungan yang di dapat secara rinci. Dalam kegiatan usahatani tidak terlepas dari adanya sebuah risiko sehingga sebagai pelaku usaha dituntut untuk bisa mengambil keputusan. Oleh sebab itu, perlu diteliti analisis usaha dan risiko selada hidroponik “Sayurin Aja”. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1 mengetahui keuntungan usaha selada “Sayurin Aja” di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, 2 mengetahui efisiensi usaha selada “Sayurin Aja” di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, 3 mengetahui risiko usaha selada “Sayurin Aja” di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja pada usaha hidroponik “Sayurin Aja” di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep yang merupakan salah satu usaha hidroponik di daerah perkotaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis keuntungan, efisiensi R/C ratio, dan risiko. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani selada hidroponik “Sayurin Aja” di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep menguntungkan dengan rata-rata keuntungan sebesar memperoleh R/C ratio sebesar 1,43 R/Cratio>1, hal ini dapat diartikan bahwa usaha tersebut efisien dan layak diusahakan. Usaha selada hidroponik “Sayurin Aja” memiliki risiko yang rendah, sebab nilai koefisien variasi CV sebesar 0,06 CV 0.Raissa Dina ParidyMasitah Masitah Doddy IsmunandarBanana is one of the agriculture that has bright prospects in both the domestic and export markets, but banana farmers do not understand the potential of this banana. Therefore, a system is needed so that farmers know about the banana prospects. In marketing, until now there are still some discussions about the marketing patterns used are still quite long from farmers to consumers, increasing marketing costs incurred, marketing large margins, the benefits of each marketing institution and marketing of banana assistance. It dramatically affects the marketing of bananas in Pinrang Regency. The purpose of this study was to analyze the marketing patterns of Kepok bananas in Pinrang Regency. Determination of the sample in a study involving banana farmers, collector traders, wholesalers and retailers using the snow-balling method, samples related to all that was questioned, with the sample calculation were 30 banana farmers and 7 traders. The analytical method uses descriptive qualitative quantitative and quantitative margin calculation analysis. The results of this study indicate that farmers market their banana through two marketing channels in Pinrang Regency. There are two marketing channels, 1st channel is Farmer to Consumer, 2nd channel is Farmer to Collector Trader then to Retailer Trader and ends in Consumer. The involved marketing institutions require costs to operate marketing functions such as loading costs, transportation costs, fees, consumption and so Permatasari Boer Dr AbdiAbdul GafaruddinThis research investigates the hydroponic business's revenue, analyzes the financial feasibility of a hydroponics business, and analyzes the sensitivity of the economic feasibility of a hydroponic business in Kambu Village, Kambu Sub-district, Kendari City Studi Case Hidroponik Faperta. This study aims to find out whether several factors could influence profits and prices in the business. This research was conducted in Kambu Village, Kambu Sub-district, Kendari City, from January 2020 to July 2020. The subject of this research is Hidroponik Faperta. This research uses the study case method. The data analyzed by the researcher is Financial Feasibility Analysis which includes as follows Net Present Value Analysis, Net Benefit-Cost Ratio Analysis, Internal of Return Analysis, Payback Period Analysis, and Sensitivity Analysis. The results of this study obtained revenue in the first year of this business suffered a loss of and in the second year revenue of The result of this research shows that there was also NPV of obtained with a discount factor of 20%, Net B/C of 2,16, IRR of 96,8%, the Payback period for one year, four months, and seven days. The financial aspect analysis result could be summarized that business is feasible. Therefore, as the conclusion, this business is still feasible, despite a 15% decrease in vegetable production and 10% increase in seeds prices and hydroponic nutrition prices, each up 10% based on the calculation of the sensitivity Sahat Tua ManaluLavyina Br BangunDiversifikasi produksi pertanian sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian pertanian, salah satu caranya melalui penganekaragaman produksi komoditas pertanian. Selada keriting dan Seledri merupakan suatu komoditi sayuran yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik, untuk menganalisis peningkatan pendapatan dan kelayakan usaha selada keriting dan seledri hidroponik dilakukan dengan menganalisis data-data yang didapat secara praktek kerja lapangan di Pt. Cifa Indonesia Kabupaten Bogor yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2020 untuk mengumpulkan data primer yang meliputi pengamatan, kuisioner , dan wawancara serta pengumpulan data sekunder meliputi data pembiayaan usahatani dan data-data yang berhubungan dengan perusahaan, bertujuan untuk menganalisis peningkatan pendapatan dan kelayakan usaha pada strategi diversifikasi selada keriting dan seledri hidroponik. Analisis data dilakukan menggunakan alat analisis BEP, B/C Ratio, R/C Ratio, ROI, PBP, IRR, NPV. Total Net Margin yang didapat dari diversifikasi selada keriting dan seledri selama satu tahun adalah dengan nilai Net Benefit Cost 4,4, nilai Net Revenue Cost 2,4 , nilai Return Of Investement 12%, nilai Pay Back Periode 5,5 bulan, nilai Internal Rate Return 55%, dan nilai Net Present Value selama 7 tahun, ini menunjukan bahwa usaha diversifikasi ini layak dikembangkan. Analisis SWOT yang menyatakan usaha diversifikasi produk ini layak dikembangkan, ini ditunjukan berdasarkan strategi strength-opportunities yaitu kekuatan dengan memanfaatkan peluang dengan memaksimalkan hasil produksi selada keriting dan seledri hidroponik yang sesuai dengan permintaan konsumen dan tren pasar sehingga tercipta loyalitas konsumen baik terhadap produk maupun Novitasarip>Selada merupakan sayuran daun yang banyak diminati dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan nilai ekonominya yang tinggi ini, selada dapat menjadi alternatif sumber tambahan pendapatan bagi keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kelayakan usaha budidaya hidroponik selada skala rumah tangga. Indikator analisis finansial yang digunakan terdiri dari, net present value NPV, payback period PP, dan net B/C. Penelitian dilakukan di Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas pada September hingga Desember 2019. Indikator kelayakan finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. net B/C sebesar 3,51; dan PP yaitu 2 bulan 28 hari. Hasil tersebut menjelaskan bahwa budidaya hidroponik selada skala rumah tangga layak untuk dilakukan.Selada merupakan sayuran daun yang banyak diminati dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan nilai ekonominya yang tinggi ini, selada dapat menjadi alternatif sumber tambahan pendapatan bagi keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kelayakan usaha budidaya hidroponik selada skala rumah tangga. Indikator analisis finansial yang digunakan terdiri dari, net present value NPV, payback period PP, dan net B/C. Penelitian dilakukan di Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas pada September hingga Desember 2019. Indikator kelayakan finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. net B/C sebesar 3,51; dan PP yaitu 2 bulan 28 hari. Hasil tersebut menjelaskan bahwa budidaya hidroponik selada skala rumah tangga layak untuk dilakukan. 0, 2 sulit NPV = 0, dan 3 tidak layak NPV 0𝐵𝑡−𝐶𝑡1+𝑖𝑡𝑛𝑡=1 1. 3. Analisis PP PP merupakan hasil perhitungan terhadap jangka waktu untuk mengetahui periode waktu pengembalian investasi yang dihitung dengan rumus berikut Nurmalina et al. 2014 PP = 𝐼𝐴𝑏 3 Keterangan PP = Jumlah waktu tahun yang diperlukan untuk mengembalikan modal yangditanamkan I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya Menurut Sutrisno 2009, terdapat dua kriteria investasi untuk menentukan kelayakan usaha, yaitu 1 layak PP umur usaha. HASIL DAN PEMBAHASAN Proyeksi Arus Kas Cash Flow Proyeksi cash flow ini menggambarkan aliran arus kas masuk inflow serta arus kas keluar outflow selama usaha dijalankan. 1. Arus Kas Masuk Arus kas masuk merupakan segala penerimaan yang diperoleh selama berjalannya usaha. Arus kas masuk pada usaha budidaya selada hidroponik siperoleh dari nilai penjualan yang dihitung dari perkiraan jumlah produksi yang dikalikan dengan harga jual selada. Harga jual selada sekitar Rp. dan jumlah produksi rata-rata selama satu tahun sebesar 480 kg, sehingga total arusa kas masuk selama 1 tahun sebesar Rp. Adapun arus kas masuk dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penerimaan Usaha Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga 2. Arus Kas Keluar Arus kas keluar menjelaskan biaya yang keluar selama menjalankan suatu usaha, yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan besarnya biaya yang digunakan oleh pemilik usaha pada saat awal melakukan usaha. Besarnya biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Biaya Investasi Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan yang dikeluarkan untuk operasional usaha yang tidak dipengaruhi oleh jumlah tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Novitasari, D., Syarifah, R. N. K. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Selada … 22 Tabel 3. Biaya Tetap Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi dengan jumlah produksi. Adapun biaya variabel yang dikeluarkan selama satu tahun budidaya selada hidroponik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biaya Variabel Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga Sehingga total biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahun adalah penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan data yang didapat, maka total biaya per tahun yang harus dikeluarkan adalah Rp. Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial untuk melihat keadaan selama 3 tahun menjalankan usaha budidaya selada secara hidroponik skala rumah tangga. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut 1. Net Present Value NPV Hasil perhitungan NPV dapat dilihat pada Tabel 5 yang dihasilkan dari perhitungan selama tiga tahun menjalankan usaha dengan tingkat suku bunga sebesar 3,08% yang diperoleh dari rata-rata nilai inflasi satu tahun. Tabel 5. NPV Usaha Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga 2. Payback Period PP Adapun hasil perhitungan PP dari usaha ini ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. PP Usaha Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga Pengaruh Terhadap Investasi Awal Tabel 6 merupakan gambaran laba/rugi dan pengaruhnya terhadap investasi awal, sehingga dari tabel tersebut dapat dihitung nilai PP dari usaha budidaya hidroponik selada skala rumah tangga adalah 2 bulan 28 hari. Nilai tersebut menggambarkan bahwa modal yang diinvestasikan oleh pemilik usaha akan kembali setelah 2 bulan 28 hari usaha tersebut dijalankan. 3. B/C Ratio Tabel 7 berikut menggambarkan perhitungan nilai B/Cratio dari usaha yang dijalankan. Tabel 7. Nilai B/C Ratio Usaha Budidaya Hidroponik Selada Skala Rumah Tangga Tabel 7 memperlihatkan nilai B/C ratio usaha sebesar 3,51, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. KESIMPULAN Usaha ini layak dijalankan danmenghasilkan NPV sebesar Rp. dengan nilai B/C ratio sebesar 3,51 dan modal usaha akan kembali setelah 2 bulan 28 hari menjalankan usaha. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian terkait budidaya hidroponik sederhana skala rumah tanga untuk jenis sayuran lain untuk diversifikasi usaha dan meningkatkan pendapatan. Nilai NPV Proyek Novitasari, D., Syarifah, R. N. K. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Selada … 23 DAFTAR PUSTAKA Barbosa, G. L., Gadelha, F. D. A., Natalya Kublik, N., Proctor, A, Reichelm, L., Emily Weissinger, E., Gregory M. Wohlleb, dan Halden, R. U. 2015. Comparison of Land, Water, and Energy Requirements of Lettuce Grown Using Hydroponic vs. Conventional Agricultural Methods. Int. J. Environ. Res. Public Health, 126, 6879–6891. BPS. 2016. Indikator Pertanian 2015/2016. Jakarta BPS. BPS. 2017. Konsumsi Buah dan Sayur Susenas Maret 2016. Jakarta BPS. Conainthata, G. 2020/6/1. Update Harga Selada per Kg di pasaran online. Retrieved from Nurmalina, R., Sarianti, T., dan Karyadi, A. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor IPB Press. Pratiwi, Mardiyaningsih, A., dan Widarti, E. 2019. Perbedaan Kualitas Tanaman Mint Metha spicata L Hidroponik dan Konvensional berdasarkan Morfologi Tanaman, Profil Kromatogram, dan Kadar Minyak Atsiri. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 12, 148–156. Roidah, I. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo, 12, 43–49. Setyaningrum, dan Saparinto, C. 2011. Panen Sayur Secara Rutin di Lahan Sempit. Jakarta Penebar Swadaya. Siswoyo, N. A. S. dan Sari, S. 2018. Pengaruh Metode Penananman Hidroponik dan Konvensional terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah. Jurnal Ilmiah Agribisnis. Jurnal Ilmiah Agribisnis, 162, 49–54. Sutrisno. 2009. Manajemen keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta Ekonisia. Wahyu, H. 2018. Analisis Kelayakan Usaha Kangkung Hidroponik di Specta Farm Kabupaten Bogor Skripsi. Bogor IPB. ... Hidroponik dikenal sebagai salah satu teknik membudidayakan tanaman yang menggunakan media tanpa tanah soilless culture, seperti air, kerikil, pasir, material lain [1]. Budidaya menggunakan teknik hidroponik yang harus diperhatikan yaitu pengelolaan tanaman dengan memperhatikan komoditas yang sesuai, penggunaan media tumbuh, kadar pemberian larutan nutrisi, serta metode dalam perawatan tumbuhan [2]. Selain itu, kesehatan tempat tumbuh tanaman juga perlu. ...... Dalam proses perawatan, perlu diperhatikan beberapa hal yakni kesesuaian pH dan nutrisi sehingga perlu dilakukan pengukuran setiap saat agar tidak terjadi perubahan pH pada air nutrisi. Pengaturan pH mempermudah petani dalam mencegah terjadinya defisiensi unsur hara sehingga penyerapan nutrisi berlangsung maksimal [2]. Pengukuran tingkat nutrisi dapat ditentukan berdasarkan TDS atau PPM parts per million. ...Najmatul ZahraCut MuthiadinFerial FerialHidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan media tanpa tanah Soilless culture, seperti air, kerikil, pasir, material lain, salah satu metode hidroponik yaitu sistem DFT. Sistem DFT Deep Flow Technique memiliki prinsip yaitu aliran air masuk ke dalam pipa melalui pompa secara terus menerus. Salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara hidroponik ialah tanaman selada Lactuca sativa L.. Selada merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik membudidayakan tanaman selada secara hidroponik dengan sistem DFT bertingkat dengan penambahan nutrisi AB mix di Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Batangkaluku. Metode penelitian yaitu dengan penanaman selada secara hidroponik dengan sistem DFT dan dilakukan pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, serta panjang akar dari hari ke-4 hingga hari ke-16 setelah pengaplikasian AB mix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian nutrisi AB mix berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman selada yang dibudidayakan secara hidroponik dengan sistem DFT.... Usaha ini layak dijalankan danmenghasilkan NPV sebesar Rp. dengan nilai B/C ratio sebesar 3,51 dan modal usaha akan kembali setelah 2 bulan 28 hari menjalankan usaha Novitasari, 2020. ...Nyayu Siti KhodijahBella SeptiantiRatna SantiRirin AquarinaKKN during the pandemic had many challenges, one of which was the existence of school-aged children who were more conditioned to study at home. One of the activities initiated was the education of school-age children by planting simple hydroponic vegetables using used goods. The main purpose of this activity is to increase creativity and care for the environment for school-age children in Pagarawan Village, by teaching that hydroponic vegetable farming can be done with simple methods, tools and materials. The specific goal is to help increase the knowledge of the Pagarawan community in cultivating vegetables that can be done simply without using large areas of land, spending a lot and producing higher quality and more satisfying results. Method This activity begins with outreach to school-age children in Pagarawan Village and hands-on practice. The results of the activity were in the form of an introduction to simple hydroponic vegetable growing activities for school-age children, to fill the learning period during a pandemic.... dengan dikurangi total biaya usahatani selada hidroponik yaitu rata-rata senilai Rp. maka pendapatan bersih petani selada hidroponik rata-rata senilai Rp. adapun rata-rata rasio usahatani selada hidroponik sebesar 3,43, dengan asumsi tiap pelaku usaha menginvestasikan uangnya sebesar Rp. Novitasari et al. 2020 bahwa suatu usahatani selada layak untuk dijalankan atau dilanjutkan jika hasil analisis R/C lebih dari 1. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan Nana et al 2018 bahwa kegiatan usahatani selada air menguntungkan secara ekonomi ketika hasil rasio yang diperoleh lebih dari 1, maka dikatakan layak untuk dijalankan. ...Via SopyahRosda MaliaDeri Fikri FauziBisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pembelian atau penjualan terhadap barang atau jasa. Dalam berbisnis, setiap pelaku usaha harus menganalisis bagaimana kelayakan bisnis dari usahanya agar mengetahui resiko yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Aspek finansial adalah aspek paling penting untuk dianalisis kelayakannya, karena jika aspek finansial menunjukkan hasil yang tidak layak, maka usulan usaha/bisnis akan ditolak. PD. Mutia Rasa merupakan produsen terbesar Sale Pisang di Kabupaten Cianjur. Selama 25 tahun berbisnis, PD. Mutia Rasa pernah mengalami beberapa kali perubahan baik dari segi input maupun output. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan finansial Usaha Sale Pisang Jari Mutia Rasa. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan perhitungan Break Event Point BEP, Net Present Value NPV, Benefit-Cost Ratio B/C R, Payback Period PBP dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Nilai BEP untuk Tahun 2017-2019 BEP harga sebesar dan BEP volume produksi sebesar pcs, nilai BEP untuk Tahun 2020-2021 yaitu BEP harga sebesar dan BEP volume produksi sebesar pcs. 2 Nilai NPV sebesar 3 Nilai B/C R untuk Tahun 2017-2019 sebesar 1,57 dan untuk Tahun 2020-2020 sebesar 1,44. 4 Nilai Payback Period sebesar 9,17 9 bulan 17 hari. 5 Hasil perhitungan analisis sensitivitas dengan parameter biaya variabel naik 10% dan volume produksi turun 20%, dapat dikatakan bahwa usaha ini SoejonoDimas Bastara ZahrosaAriq Dewi Maharani Amam Amamp> Regulation of the Minister of Villages, Development of Disadvantaged Areas, and Transmigration of the Republic of Indonesia Number 4/2015 states that Village-Owned Enterprises BUMDes are business entities whose entire or most of the capital is owned by the village through direct participation from separated village assets to manage assets, services, and other businesses for as much as possible the welfare of the village community. The research aims to assess the performance of BUMDes in Lumajang Regency. The focus of research on BUMDes Arya Wiraraja is on a financial perspective, a customer perspective, internal business process, a growth and learning perspective, and inhibiting and supporting factors for BUMDes development. The research data consisted of primary data and secondary data. The data analysis used descriptive analysis, financial performance analysis, and Force Field Analysis FFA. The results from the financial perspective fall into the reasonably good category, because the level of acceptance, net income, ROI, ROE, and NPM has fluctuated. The customer perspective is in a good category because customers are satisfied with BUMDes services, but employee productivity is in the good enough categories, because employee performance fluctuates. The supporting factors for BUMDes consist of various business units such as the trade system unit, savings and loan units, service units, livestock farming business units, and tourism units. In contrast, the inhibiting factor for BUMDes is the formation of Standard Operating Procedures SOP in each business unit. The conclusion of the study shows that the overall performance of BUMDes is quite good.

analisa usaha hidroponik skala kecil