Istanaini merupakan salah satu objek wisata utama di kota Medan. Istana ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah memerintah dari tahun 1873-1924. obat-obatan dan pakaian seragam yang digunakan pada Perang Kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958. Mengunjungi Museum ini c Pesta taman merupakan salah satu pesta yang sederhana namun fresh and elegan. Tata cara upacara adat Bugis-Makassar dalam acara perkawinan sejatinya memiliki beberapa proses atau tahapan upacara adat, antara lain: 1. A’jangang-jangang (Ma’manu’-manu’). Alat atau bahan yang digunakan dalam prosesi adat ini adalah: • Pammaja Begalan dikenal sebagai salah satu bentuk budaya Banyumasan yang kerap ditemukan dalam sebuah prosesi pernikahan daerah setempat. Tradisi begalan adalah sebuah prosesi dalam bentuk pertunjukan yang pada awalnya dilakukan pada pernikahan anak pertama (hajat mantu pertama).. Baca juga: Sejarah Banyumas, Kabupaten yang Asal-usulnya 9 Allekka’ bunting (Marolla) atau mundu mantu. 10. Appa’bajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai. Upacara "adat" tersebut di atas masih memiliki uraian-uraian yang lebih detail dari masing-masing tahapan atau proses. Pada kesempatan ini akan diuraikan tentang tata cara upacara adat: 1. Appassili bunting (Cemme mappepaccing) dan A Dalampernikahan ada Jawa yang pertama-tama dilakukan adalah memasang dekorasi tenda yang disebut tratag dan hiasan dari janur atau daun kelapa muda yang disebut tarub. Kedua hiasan ini dipasang pada pintu masuk dan menjadi pertanda bahwa keluarga sedang mengadakan acara hajatan mantu. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Benda –benda dan Alat-alat Upacara Dalam melaksanakan perkawinan adat biasanya pihak orang tua calon pengantin perempuan mengadakan persiapan-persiapan dan mempersiapkan alat- alat upacara untuk kepentingan upacara panggih. Adapun benda-benda dan alat- alat yang harus di persiapkan adalah a. Pemasangan Tratak Pemasangan Tratak atau tenda di laksanakan apabila waktu pelaksanaan perhelatan sudah dekat, dua atau tiga hari sebelum pelaksanaan ijab Kabul dan upacara adat, ini berguna sebagai syarat dalam melaksanakan suatu acara maupun upacara. Setelah pemasangan tarub di susul dengan pemasangan tarub, yaitu memasang hiasan-hiasan dengan macam-macam daun-daun dan buah-buahan, namun ada terdapat perubahan di era modern saat ini, dimana hiasan-hiasan yang terbuat dari berbagai macam daun-daun dan buah-buahan serta janur kuning tidak lagi di pergunakan melainkan menggunakan kain gorden yang memiliki ukuran yang sesuai dengan tratak dan memiliki berbagai warna varian yang di sediakan oleh penyedia jasa wedding organizer. Tempat-tempat yang perlu di pasang tratak dan tarub yaitu Bagian depan dan di dalam ruang tamu rumah, kamar calon pengantin, di bagian depan dapur, di bagian kanan kiri samping rumah ini di lakukan untuk pelaksanaan upacara Siraman dan ijab Kabul dimana acara tersebut di selenggarakan di kediaman orang tua calon pengantin perempuan. b. Tempat Siraman Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana upacara Siraman yang sangat lengkap namun ada juga beberapa perubahan yang Universitas Sumatera Utara terjadi, diantaranya ialah karpet untuk upacara Siraman yang dulu nya terbuat dari anyaman daun pandan atau daun kelapa kini berubah menjadi sangat praktis yang terbuat dari karpet karet yang di ciptakan menyerupai anyaman daun kelapa muda. Sisi kepraktisan sangat terasa dalam upacara perkawinan adat suku Jawa yang ada di Kota Medan ini, khususnya di Kecamatan Medan Selayang. Namun di balik itu makna yang terkandung masih kuat tersirat di dalam setiap ritualisasi upacara adat perkawinan suku Jawa yang penulis lakukan pada penelitian tersebut yang mengajarkan tentang makna kehidupan agar hidup harmonis sehingga kelak menjadi keluarga yang baik dan bahagia. Sarana siraman yang harus di sediakan terdiri dari klasa tikar yakni tikar terbuat dari daun pandan berukuran kecil sekitar 25 x 35 cm, di bagian pinggirnya di beri plisir atau lapisan kain merah dan putih, tikar pandan, seikat daun opo-opo dan daun dadap serep di bungkus kain mori, tebu wulung, daun jati, daun beringin, kelapa gading, jenang atau bubur tujuh rupa, dan satu ekor ayam jantan hidup. Sesajen, jajan pasar, dan prasarana acara siraman di atur dengan baik, kemudian di letakkan di area tempat berlangsungnya siraman, Sebelum acara siraman di mulai, terlebih dahulu di siapkan sesajen dan perlengkapan lainnya yang harus di sediakan. Sesajen dan sarana kelengkapan upacara Siraman adalah sebagai berikut 1. Tumpeng Robyong Sesaji siraman berupa tumpeng robyong, yakni tumpeng nasi putih berbentuk kerucut pada puncaknya di beri telur rebus, bawang merah, dan cabe merah yang di tancapkan. Juga di sertakan lauk pauk goring seperti tempe, daging, dan ikan laut yang di tancapkan sekeliling tumpeng, serta bunga telon Universitas Sumatera Utara melati, mawar, dan kenanga. Tumpeng di tempatkan dalam sebuah bakul, sekelilingnya di sertakan tancapan sayur-sayur mentah, seperti terong, kacang- panjang, dan lainnya di tata serasi. Makna dari sesaji ini sebagai symbol harapan para tamu datang ramai berdatangan robyong. 2. Jajan Pasar Terdiri dari satu lirang pisang pulut atau pisang raja, aneka macam buah- buahan seperti salak, jambu, nangka, bengkuang, sawo, dan sebagainya. Juga disertakan makanan kecil antara lain ubi dan singkong rebus, wajik, kacang tanah rebus, jagung rebus, nanas, ketan dan apem. Semua jajan pasar ini di letakkan dalam satu tampah besar 3. Benda-benda pada upacara panggih. a. Busana pengantin Jawa yang di kenakan oleh kedua pengantin. b. Pelaminan, untuk tempat duduk kedua pengantin. Di kanan kiri pelaminan di letakkan hiasan janur dan payung Jawa. Pelaminan di letakkan tepi aula yang dipasang sehari sebelum upacara di laksanakan. Pelaminan juga mengalami modernisasi dalam setiap dekorasinya. Sarana dan prasaranya di sediakan oleh Event Organizer yang telah di pesan sesuai hiasan adat Jawa yang semestinya. c. Kacang-kacangan yaitu terdiri dari kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang putih, jagung halus, jagung kasar, padi, dan beras yang digunakan sebagai prosesi kacar kucur. Universitas Sumatera Utara d. Telur ayam kampong putih bersih yang di letakkan diatas nampan talam kuningan dan di taburi dengan bunga setaman. Di gunakan pada prosesi ngidak endhok wiji dadi e. Nasi walimah, yaitu nasi kuning beserta lauk-pauknya untuk prosesi upacara dulangan atau dahar klimah. f. Selendang sindur, yaitu selendang yang tengahnya berwarna merah dan di tepinya berwarna putih. Di gunakan pada saat gendongan. g. Dua buah gantalan sirih yaitu beberapa lembar daun sirih yang di isi pinang yang telah di tumbuk, gambir, kapur sirih, dan di ikat menjadi satu dengan benang. Gantalan sirih di gunakan untuk acara balangan. h. Kembar Mayang dua pasang, yaitu dua buah hiasan yang mempunya bentuk yang sama terbuat dari janur kuning daun kelapa yang masih muda. Sepasang di bawa oleh rombongan pengantin pria dan sepasang lagi dibawa oleh rombongan pengantin perempuan. Kembar mayang ini nantinya akan di tukar antara rombongan pengantin pria dengan rombongan pengantin perempuan. Rangkaian kembar mayang adalah sebagai berikut; 1. Bentuk keris-kerisan, 2. bentuk payung- payungan, 3. Bentuk walang-walangan, 4. Bentuk kipas-kipasan, 5. Bentuk pecut-pecutan. i. Dua sisir pisang raja gedang ayu dan beberapa ikat dauh sirih suruh ayu yang di letakkan dalam satu sanggan tempat serta sebuah kelapa cikal bakal kelapa yang baru bertunas yang di letakkan di dalam satu sanggan yang di bungkus oleh kertas warna keemasan, yang di bawa oleh rombongan pengantin pria. Universitas Sumatera Utara j. bokor yang berisi air bunga setaman bunga melati, bunga mawar, dan bunga kenanga yang di gunakan untuk membasuh kaki pengantin pria pada saat usainya upacara ngidak endhok wiji dadi. c. Perlengkapan Dapur Sebelum malam midodareni tiba, pemasangan tratak dan tarub dengan segala perlengkapannya harus sudah selesai sehinggap tidak mengganggu upacara selanjutnya. Berbagai bumbu-bumbu dapur mulai di olah secara gotong royong oleh para kerabat, tetangga, yang turut membantu, serta bahan sembako lainnya seperti beras, minyak makan, daging, dan lain sebagainya. Sementara itu untuk sajian menu makanan pada acara resepsi sudah di sediakan oleh pihak Hotel Danau Toba Internasional Medan yang telah di sepakati bersama dari pihak keluarga pengantin perempuan. Aneka sesaji dapur dan tarub yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut 1. Sesaji tarub terdiri dari Sesaji satu temboktampah tampi yang di buat dari pelepah pohon pisang atau bamboo sujen di atasnya di isi dengan a. Satu takir tempat terbuat dari daun pisang jenang katul. b. Satu takir jenang merah putih c. Satu takir kembang boreh d. Satu takir bumbu dapur tidak dengan terasi, telor ayam mentah, dan kemiri e. Dua tumpeng-tumpengan. 2. Sesaji Dapur Tetuwuhan Universitas Sumatera Utara Yang terdiri dari tebu wulung, daun beringin, cengkir gading, janur kuning, yang kesemuanya di atur rapi sehingga menimbulkan rasa keagungan. 3. Sesaji malam Midodareni di selenggarakan tepat pada pukul WIB. C. Perlengkapan Busana Pengantin Di dalam lingkungan orang Jawa yang ada di Kota Medan, khusunya di Kecamatan Medan Selayang, perlengkapan busana memiliki kebebasan dalam memilih, namun pada dasar nya tetap mengacu dan tidak menghilangkan ciri khas tata cara serta pada busana pengantin adat Jawa Solo dalam melaksanakan upacara panggih. Ini dapat di lihat adanya berbagai modernisasi di dalam bentuk warna, motif, serta hiasan yang terdapat pada busana pengantin adat Jawa di Kota Medan ini. Jenis busana dan kelengkapannya yang di pakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya di lingkungan budaya Yoyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah adalah baju kebaya, kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara. Pada busana upacara seperti yang dipakai oleh seorang garwo dalem. Misalnya, baju kebaya menggunakan peniti renteng di padukan dengan kain sinjang atau jarik corak batik, bagian kepala rambutnya digelung sanggul, dan di lengkapi dengan perhiasan yang di pakai seperti subang, cincin, kalung dan gelang serta kipas biasanya tidak ketinggalan. Universitas Sumatera Utara Untuk busana sehari-hari umumnya wanita Jawa cukup memakai kemben yang di padukan dengan stagen dan kain jarik. Kemben di pakai untuk menutupi payudara, ketiak dan punggung, sebab kain kemben ini cukup lebar dan panjang. Sedangkan stagen di lilitkan pada bagian perut untuk mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas. Dewasa ini, baju kebaya pada umumnya hanya di pakai pada hari-hari tertentu saja, seperti pada upacara adat misalnya. Baju kebaya di sini adalah berupa blus berlengan panjang yang di pakai di luar kain panjang bercorak atau sarung yang menutupi bagian bawah dari badan dari mata kaki sampai pinggang. Panjangnya kebaya bervariasi, mulai dari yang berukuran di sekitar pinggul atas sampai dengan ukuran yang di atas lutut. Oleh karena itu, wanita Jawa mengenal dua macam kebaya, yaitu kebaya pendek yang berukuran sampai pinggul dan kebaya panjang yang berukuran sampai ke lutut. Kebaya pendek dapat di buat dari berbagai jenis bahan katun, baik yang polos dengan salah satu warna seperti merah, putih, kuning, hijau, biru dan sebagainya maupun bahan katun yang berbunga atau bersulam. Saat ini, kebaya pendek dapat di buat dari bahan sutera, kain sunduri brocade, nilon, lurik atau bahan-bahan sintetis. Sedangkan, kebaya panjang lebih banyak menggunakan bahan beludru, brokat, sutera yang berbunga maupun nilon yang bersulam. Kalangan wanita di Jawa, biasanya baju kebaya mereka di beri tambahan bahan berbentuk persegi panjang di .bagian depan yang berfungsi sebagai penyambung. Baju kebaya di pakai dengan kain sinjang jarik tapih dimana pada bagian depan sebelah kiri dibuat wiron lipatan yang di lilitkan dari kiri ke kanan. Untuk menutupi stagen di gunakan selendang pelangi dari tenun ikat celup yang Universitas Sumatera Utara berwarna cerah. Selendang yang di pakai tersebut sebaiknya terbuat dari batik, kain lurik yang serasi atau kain ikat celup. Selain kain lurik, dapat juga memakai kain gabardine yang bercorak kotak-kotak halus dengan kombinasi warna sebagai berikut hijau tua dengan hitam, ungu dengan hitam, biru sedang dengan hitam, kuning tua dengan hitam dan merah bata dengan hitam. Kelengkapan perhiasannya dapat di pakai yang sederhana berupa subang kecil dengan kalung dan liontin yang serasi, cincin, gelang dan sepasang tusuk konde pada sanggul. Baju kebaya panjang biasanya menggunakan bahan beludru, brokat, sutera maupun nilon yang bersulam. Dewasa ini, baju kebaya panjang merupakan pakaian untuk upacara perkawinan. Pada umumnya di gunakan juga oleh mempelai wanita Sunda, Bali dan Madura. Panjang baju kebaya ini sampai ke lutut, dapat pula memakai tambahan bahan di bagian muka akan tetapi tidak berlengkung leher krah. Pada umumnya kebaya panjang terbuat dari kain beludru hitam atau merah tua, yang di hiasi pita emas di tepi pinggiran baju. Kain jarik batik yang berlipat wiron tetap di perlukan untuk pakaian ini, tetapi biasanya tanpa memakai selendang. Sanggulnya di hiasi dengan untaian bunga melati dan tusuk konde dari emas. Sedangkan, perhiasan yang di pakai juga sederhana, yaitu sebuah sisir berbentuk hampir setengah lingkaran yang dipakai di sebelah depan pusat kepala. Baju kebaya panjang yang di pakai sebagai busana upacara biasa, maka tata rias rambutnya tanpa untaian bunga melati dan tusuk konde. Mengenai teknik dan cara membuat baju kebaya sangat sederhana. Potongan dan model kebaya Jawa, yang juga di pakai di Sumatera Selatan, daerah pantai Kalimantan, Kepulauan Sumbawa, dan Timor sebenarnya serupa dengan Universitas Sumatera Utara blus. Baju ini terdiri dari dua helai potongan, yaitu sehelai bagian depan dan sehelai lagi potongan bagian belakang, serta dua buah lengan baju. Modelnya dapat di tambah dengan sepotong bahan berbentuk persegi panjang yang di pakai sebagai penyambung antara kedua potongan bagian muka. Pada bagian badan kebaya di potong sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan krup. Ini di maksudkan agar benar-benar membentuk badan pada bagian pinggang dan payudara dan sedikit melebar pada bagian pinggul. Sedangkan, lipatan bawah bagian belakang dan samping harus sama lebarnya dan menuju ke bagian depan dengan agak meruncing. Lengkung leher baju menjadi satu dengan bagian depan kebaya. Lengkung ini harus cukup lebar sehingga dapat di lipat ke dalam untuk vuring kemudian di lipat lagi keluar untuk membentuk lengkung leher. Semua potongan tersebut dapat di kerjakan dengan mesin jahit ataupun di jahit dengan tangan. Sedangkan busana di kalangan pria, khususnya kerabat keraton adalah memakai memakai baju beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya, pada kepala memakai destar blankon, kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki cemila. Busana ini di namakan Jawi jangkep, yaitu busana pria Jawa secara lengkap dengan keris. Meskipun seni busana berkembang baik di lingkungan keraton, tidak berarti busana di lingkungan rakyat biasa tidak ada yang khas. Busana adat tradisional rakyat biasa banyak di gunakan oleh petani di desa. Busana yang di pakai adalah celana kolor warna hitam, baju lengan panjang, ikat pinggang besar, ikat kepala dan kalau sore pakai sarung. Namun pada saat upacara perkawinan, bagi orang tua mempelai biasanya mereka memakai kain jarik dan sabuk sindur. Bajunya beskap atau sikepan dan pada bagian kepala memakai destar. Universitas Sumatera Utara 1. Busana Basahan Salah satu jenis busana adat yang terindah dan terlengkap di Indonesia terdapat di keraton Surakarta, Jawa Tengah. Sebab, tiap-tiap jenis busana tersebut menunjukkan tahapan-tahapan tertentu dan siapa si pemakaiannya. Dalam adat busana perkawinan misalnya, seorang wanita dan pria kalangan keraton mengenakan beberapa jenis busana, yang di sesuaikan dengan tahapan upacara, yaitu midodareni, ijab, panggih dan sesudah upacara panggih. Pada upacara midodareni, pengantin wanita memakai busana kejawen dengan warna sawitan. Busana sawitan terdiri dari kebaya lengan panjang, stagen dan kain jarik dengan corak batik. Sedangkan pengantin prianya memakai busana cara Jawi Jangkep, yang terdiri dari baju atela, udeng, sikepan, sabuk timang, kain jarik, keris dan selop. Saat upacara ijab, busana yang di pakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain jarik berwarna putih, sedangkan pengantin pria memakai busana jass beskap modern yang juga berwarna putih dengan memakai kopiah. Begitu pula pada upacara panggih kedua mempelai memakai jenis busana yang sudah di tetapkan sebagaimana tata busana Solo putri yaitu pada busana pengantin perempuan menggunakan kain batik yang bercorak sido mukti, sido mulya, dan sido asih. Mengenakan kebaya beludru panjang warna hitam di prada dengan sulaman warna keemasan dengan sematan bros tiga susun. Pada alas kaki menggunakan selop berwarna hitam. Sementara itu, Busana pria juga senada dengan busana perempuan yang menggunakan kain batik sido mukti, sido mulya, sido asih, keris, jas beskap berwarna hitam dengan sulaman emas, kalung yang Universitas Sumatera Utara terbuat dari untaian kembang melati, alas kaki menggunakan selop berwarna hitam, serta di bagian pinggang menggunakan sabuk khusus. Pada upacara panggih ini, biasanya kedua mempelai pengantin melengkapi busana basahan dengan aneka perhiasan. Perhiasan yang biasa digunakan oleh mempelai pria adalah kalung ulur, timangepek, cincin, bros dan buntal. Sedangkan bagi pengantin wanita, perhiasan yang biasa di pakai adalah cunduk mentul, jungkat, centung, kalung, gelang, cincin, bros, subang dan timang atau epek. Berbeda dengan tahapan upacara sebelumnya, pada upacara setelah panggih, pengantin wanita memakai busana kanigaran, yaitu terdiri dari baju kebaya, kain jarik, stagen dan selop. Sedangkan pengantin pria menggunakan busana kepangeranan, yang terdiri dari kuluk kanigoro, stagen, baju takwo, sabuk timang, kain jarik, keris warangka ladrang, dan selop. Sebagai kelengkapan, dalam busana adat perkawinan, maka baik pengantin wanita maupun pria biasanya di rias pada bagian wajah dan sanggul. Tujuannya adalah agar mempelai wanita kelihatan lebih cantik dan angun dan pengantin pria lebih gagah dan tampan. Bagi pengantin pria, cara meriasnya tidak sedemikian rumit dan teliti sebagaimana pengantin wanita yang harus di rias pada bagian wajahnya mulai dari muka, mata, alis, pipi dan bibir. Busana Jawa baik pakaian sehari-hari maupun pakaian upacara sangat kaya akan ragam hias yang tak jarang memiliki makna simbolik di baliknya. Jenis ragam hias yang di kenal di daerah Surakarta maupun Jogyakarta adalah kain yang bermotifkan tema-tema geometris, swastika misalnya bintang dan matahari, hewan misal burung, ular, kerbau, naga, tumbuh-tumbuhan bunga Universitas Sumatera Utara teratai, melati maupun alam dan manusia. Motif geometris di antaranya adalah kain batik yang bercorak ikal, pilin, ikal rangkap dan pilin ganda. Motif berupa garis-garis potong yang disebut motif tangga merupakan simbolisasi dari nenek moyang naik tangga sedang menuju surga. Bahkan motif yang paling dikenal oleh masyarakat Surakarta adalah motif tumpal berbentuk segi tiga yang disebut untu walang, yang melambangkan kesuburan. Pada busana-busana khusus untuk upacara perkawinan di kenal juga motif pada batik tulis, seperti kain sindur dan truntum yang di pakai oleh orang tua mempelai. Sedangkan kain sido mukti, kain sido luhur, dan sido mulyo merupakan pakaian bagaian bawah mempelai. Fungsi pakaian, awalnya di gunakan sebagai alat untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin maupun panas. Kemudian fungsi pakaian menjadi lebih beragam, misalnya untuk menutup aurat, sebagai unsur pelengkap upacara yang menyandang nilai tertentu, maupun sebagai alat pemenuhan kebutuhan akan keindahan. Pada masyarakat di Jawa Tengah, khususnya di Surakarta fungsi pakaian cukup beragam, seperti pada masyarakat bangsawan pakaian mempunyai fungsi praktis, estetis, religius, sosial dan simbolik. Seperti kain kebaya fungsi praktisnya adalah untuk menjaga kehangatan dan kesehatan badan; fungsi estetis, yakni menghias tubuh agar kelihatan lebih cantik dan menarik; fungsi sosial yakni belajar menjaga kehormatan diri seorang wanita agar tidak mudah menyerahkan kewanitaannya dengan cara berpakaian serapat dan serapi mungkin, serta memakai stagen sekuat mungkin agar tidak mudah lepas. Universitas Sumatera Utara Berikut pedoman busana pengantin adat Jawa Solo yang sering di gunakan di kota Medan 1. Ayah Pengantin Perempuan Memakai busana kain bermotif truntum cakar ayam, sabuk sindur yaitu sabuk yang terbuat dari kain selendang berwarna putih di tengah-tengahnya merah. Untuk gaya Solo Surakarta Sabuk sindur di pakai pada pinggang yang tertutup dengan baju beskap, sementara untuk gaya Jogyakarta sindur di pakai melilit di pinggang di luar baju surjan. 2. Ibu Pengantin Perempuan Untuk gaya Solo Surakarta sabuk sindur dipakai sebagai ikat pinggang juga dan cara pemakaiannya tertutup oleh baju kebaya, sedangkan untuk gaya Jogjakarta sindur tersebut digunakan sebagai kemben. Kain yang dipakai sama bermotif truntum cakar ayam seperti ayah pengantin perempuan. 3. Busana Pengantin Perempuan Pengantin perempuan berbusana kain yang bermotif nitik, sedangkan baju kebaya yang digunakan bebas asal masih baru. Begitu pula dengan busana pengantin pria. 4. Busana Pengantin Pria Pengantin pria berbusana kain dengan corak sama dengan pengantin perempuan, memakai blangkon, berkalung karset, dan memakai keris. Namun praktisnya setelah upacara Panggih dalam resepsi busana pengantin adat Jawa yang ada di Sumatera utara, khususnya Medan warna dan motif dipilih sesuai kenginan ahli bait yang tetap mengutamakan gaya busana kebesaran seperti raja dan permaisuri, dan apabila dalam resepsi tersebut di adakan kirab, maka kedua Universitas Sumatera Utara pengantin masuk keruangan yang telah di siapkan untuk ganti busana. Setelah beberapa saat pengantin berdua keluar dalam berbusana seperti putra raja yang disebut busana pangeran Busana Pangeranan. Biasanya busana kirab ini di siapkan atau di buat sendiri oleh ahli bait, dan apabila tidak memungkinkan, biasanya telah di siapkan oleh jasa Wedding Organizer. Gambar Busana Pengantin Gaya Solo Dokumentasi Mamipapi Photowork 2013 Universitas Sumatera Utara Gambar Busana Kepangeranan pada Upacara Kirab dengan corak warna biru muda Dokumentasi Mamipapi Photowork 2013 Gambar Busana Pagar Ayu dan Pagar Bagus dengan Motif Kebaya Modern pada Pagar Ayu dan Gaya Jas Beskap dan kain batik pada Pagar Bagus Dokumentasi Mamipapi Photowork 2013 Universitas Sumatera Utara Gambar Busana Kepangeranan pada Upacara Kirab Dokumentasi Mamipapi Photowork 2013 Gambar Foto Bersama dengan mengenakan Busana Kepangeranan khas adat Jawa Dokumentasi Mamipapi Photowork 2013 Universitas Sumatera Utara Pemimpin dan Pendukung Upacara klasifikasi adat mantu yaitu​ 1. klasifikasi adat mantu yaitu​ 2. Arti/makna adat mantu adalah ​ 3. Alat yang di gunakan pada saat upacara adat mantu 4. Contoh teks eksposisi definisi adat mantu? 5. gawea teks ekposisi babagan adat tradisi mantu​ 6. Teks eksposisi adat mantu dalam bahasa jawa 7. Buatlah teks eksposisi adat mantu dalam bahasa krama. ​ 8. teks deskripsi tentang upacara adat mantu dalam bahasa Jawa​ 9. Naskah drama adat mantu jawa​ 10. karangan eksposisi tentang upacara adat mantu jawa dalam bahasa jawa ??​ 11. Urut urutan acara adat tradisi mantu 12. buat teks eksposisi tentang adat mantu dalam bahasa jawa 1 paragraf 13. Urut urutan upacara adat mantu dalam basa jawa 14. ringkasan upacara adat mantu kucing​ 15. urutan upacara ngunduh mantu adat jawa 1. klasifikasi adat mantu yaitu​ JawabanNgunduh mantu adalah sebuah tradisi yang membuat momen pernikahan terlihat spesial dan juga unik. 2. Arti/makna adat mantu adalah ​ JawabanUnduh Mantu merupakan istilah dalam perspektif budaya jawa yang mengacu pada rangkaian upacara pernikahan adat jawa. Acara tersebut diselenggarakan setelah selesai acara resepsi pernikahan di lingkungan tempat tinggal pengantin membantu 3. Alat yang di gunakan pada saat upacara adat mantu Alat yang digunakan pada acara mantu di Jawa adalah sebagai berikut Terop atau tarub Pendaringan beras Pisang tuwuhan Perlengkapan siraman pengantin Kembang mayang Srah-srahan Majemukan Mas kawin Pembahasan Upacara adat mantu adalah upacara adat yang dilakukan untuk melaksanakan pernikahan pada masyarakat jawa. Tahapan upacara adat mantu di daeah Jawa, sebagai berikut Siraman, yaitu proses membersikan diri pengantin untuk acara besar. Midodareni, yeitu malam untuk bersilaturahmi kedua pihak pengantin. Injak telur, yaitu ritual yang bermakna harapan dan kesetiaan. Sikepan sindur, yaitu lambang tali kasih kedua pengantin. Pangkuan, yaitu lembang dari sikap adil. Kacar kucur, yaitu lambang kesejahteraan dalam berkeluarga. Dulang-dulangan, yaitu saling menyuapi makanan antara kedua pengantin. Sungkeman, yaitu lambang dari kedua pengantin yang patuh dan berbakti kepada orang tua. Janur kuninig, yaitu lambang dari harapan untuk mendapatkan hal-hal yang baik. Kembang mayang, yaitu lambang harapan yang baik saat berumah tangga kelask. Tarub, yaitu lambang kemakmuran dan harapan. Pelajari lebih lanjut materi tentang upacara adat mantu dari Jawa Detail jawaban Kelas 11 - SMA Mapel Ilmu Pengetahuan Sosial Bab Kebudayaan Kode - Kata kunci Upacara adat mantu, tahapan upacara mantu. AJ. 4. Contoh teks eksposisi definisi adat mantu? TEKS EKSPOSISI“ UPACARA ADAT JAWA MANTU “ Mantu, inggih menika salah setungggaling upacara adat Jawa ingkang nggadhahi damel ngomah-omahake putra-putrine ingkang sampun dewasa. Teng upacara adat mantu menika wonten rantaman adicaranipun inggih menika ; sedenrengipun upacara ijab lan sesampunipun upacara ijab. Dene sederengipun upacar ijab, wonten adicara ingkang asmanipun ndhodhog kori, ingkang ngadhahi ancas supados mangertosi kahanan calon penganten putri, bobot,bibit, lan bebete calon penganten. Nalika sampun sae kahanane penganten putri wau banjur dipunlajengaken adicara liru kalpika, sesampunipun adicara menika wonten malih adicara ingkang asmane siraman. Inggih menika nggadhahi teges supados calon penganten wau suci lair lan batine. Nalika adicara menika sampun kelampahan sedaya, banjur dipunlajengaken upacar ijab sampun banjur dipunlajengaken adicara ingkang asmanipu dodol dawet, ingih menika tiyang sepuhipun calon pengaten putri ingkang sadean dene ingkang badhe tumbas mbayarepun kalian reng gendeng, niki nggadhahi teges nalika sampun dados penganten, kedah kompak nalika madosi rejeki. Sesampunipun adicara menika, dipunlajengaken adicara paes, inggih menika cukur rambut, supados nalika dipunrias penganten saged rapi. Nalika sampun nglampahi adicara menika wonten malih adicara midodareni, inggih menika calon penganten putri mboten angsal kepanggih kalian calon penganten putra, penganten putri dipunwelingi kanthi bab “rumah tangga”teng keluarganipun ingkang tiyang estri. Nalika sampun, dipunlajengaken pasang tarub, ta, tegese nata, minangka rub, tegese murub. Inggih menika supados ngayomi penganten kekalih. Sesampunipun dicara-adicara menika wau, dipunlajengaken adicara upcara panggih, ingkang wonten rantaman adicaranipun ; - Balangan gantal, inggih menika nggadahi teges penganten putra lan putri pamore sampun dibucal. – Midak tigan lan mijiki samparane penganten putra, nggadahi teges dibucale pamora penganten kekalih lan penganten putri bekti marang garwane. – Sinduran, tiyang sepuhipun masangake sindur marang penganten, ingkang nggadahi teges, sampun dipuntrima dados keluarga. Sesampunipun upacara panggih, dipunlajengaken upacara krobogan, ingkang rantaman adicaranipun ; -bobot timbang, penganten kekalih dipunpangku teng bapake penganten putri, ingkang nduweni teges adil. -kacar-kucur, ingkang nduweni teges penganten putra nafkahi penganten lan ngunjuk toya bening, nduweni teges urip kudu bebrayan lan pikiranipun kedah suci. Sesampunipun adicara menika dipunlajengaken sungkeman, ingkang tegesipun bekti marang tiyang sepuhipun, nalika sampun wonten malih adicara tanam tetuan, ingkang gadahi pangarep-arep ingkang sae. 5. gawea teks ekposisi babagan adat tradisi mantu​ JawabanBuat teks kutipan tentang tradisi adat bermanfaat 6. Teks eksposisi adat mantu dalam bahasa jawa Teks eksposisi adat mantu dalam bahasa jawa yaiku teks kang njabarake urutanacara ing adat mantu Karangan eksposisi yaiku karangan sing ngudharakake pikiran pokok ingkang njembarake wawasan utawa nambah informasi marang awake karagan eksposisi yaiku kanggo ngangsu kawruh utowo nambah ilmu, definisi, metode, lan nulis karangan eksposisi yaikunemtokake tema utowo uderan perkara sing arep ditulisnemtokake tujuan penulisan karangan eksposisingumpulke data saka maneka sumbernyusun kerangka karanganngembangake kerangka nganti dadi karangan ingkang wituhJenis-jenising karangan eksposisi yaikueksposisi definisieksposisi klasifikasieksposisi ilustrasieksposisi perbandinganeksposisi proseseksposisi laporanTopik-topik kang lumrah ditulis sajrone karangan eksposisi yaikuTeknologiSeni lan BudayaSejarahHukumEkonomiLingkungan, lan liya liyaContoh Karangan Eksposisi kawruh adat mantu jawa yaikuADAT MANTU JAWA Upacara pengantenan adat Jawa iku salah siwijiné upacara sakral adat Jawa sing nduwé rantaman upacara lan tata cara sing wis pakem. Upacara pengantenan iki nglambangaké pepanggihan antarané pengantèn putri lan penganten priya neng kahanan sing kusus kadosdéné raja lan rantaman inti upacara diselenggarakake neng dalemé pengantèn putri, sing dadi pamangku gati yaiku wongtua utawa kaluwarga pengantèn putri nanging tetep dibantu déning kaluwarga saking pengantèn sajroning adat jawa antarane1. SiramanUpacara iki duwe tujuan kanggo ngresiki jiwa calon penganten2. MidodarenUpacara iki nglambangake para widodari mudun sewengi sedurunge ijab kanggo maringi restu marang calon penganten3 Srah-srahanIng upacara iki calon penganten kakung nggowo ubo rampe marang penganten putri kanggo ragad ngelaksanakaken Ijab kabulIng upacara iki, para penganten ngucapake janji. 5 Upacara panggihUpacara iki tujuane kanggo ngusir roh jahat6 Upacara balangan suruhUpacara iki pralambang katresnan klan kasetyan7 Upacara wiji dadiUpacara iki pralambang penganten kakung bakal dadi kepala keluarga kang tanggung jawab marang anak lan bojone8 PupukUpacara iki pralambang para penganten kakung ditrimo ing kaluarga penganten putri9 SinduranUpacara iki pralambang sak kloron wes ketampa dadi keluarga10 TimbangUpacara iki pralambang tresnane wong tua marang anak lan mantu11 Dhahar KlimahUpacara iki pralambang para penganten gelem urip susah lan seneng bebarengan12 MertuiUpacara iki, penganten putri metuk wong tuane penganten kakung ing ngarep umah13 SungkemanUpacara iki, sak loron penganten nyuwun pangestu marang wong tua14 Kendurèn / resèpsiIki dadi puncak acarane penganten jawa15 Uga pirsaniNingali pengantin putri ing griya tiyang sepuhipun-Pelajari lebih lanjut 1. Karangan eksposisi Karangan eksposisi Jawaban Kelas 10Mapel B JawaBab Karangan EksposisiKata Kunci eksposisi 7. Buatlah teks eksposisi adat mantu dalam bahasa krama. ​ JawabanTeks eksposisi adat mantu dalam bahasa jawa yaiku teks kang njabarake urutanacara ing adat mantu jawa. Pembahasan Karangan eksposisi yaiku karangan sing ngudharakake pikiran pokok ingkang njembarake wawasan utawa nambah informasi marang awake dewe. Tujuan karagan eksposisi yaiku kanggo ngangsu kawruh utowo nambah ilmu, definisi, metode, lan sepadane. Cara nulis karangan eksposisi yaiku nemtokake tema utowo uderan perkara sing arep ditulis nemtokake tujuan penulisan karangan eksposisi ngumpulke data saka maneka sumber nyusun kerangka karangan ngembangake kerangka nganti dadi karangan ingkang wituh Jenis-jenising karangan eksposisi yaiku eksposisi definisi eksposisi klasifikasi eksposisi ilustrasi eksposisi perbandingan eksposisi proses eksposisi laporan Topik-topik kang lumrah ditulis sajrone karangan eksposisi yaiku Teknologi Seni lan Budaya Sejarah Hukum Ekonomi Lingkungan, lan liya liya Contoh Karangan Eksposisi kawruh adat mantu jawa yaiku ADAT MANTU JAWA Upacara pengantenan adat Jawa iku salah siwijiné upacara sakral adat Jawa sing nduwé rantaman upacara lan tata cara sing wis pakem. Upacara pengantenan iki nglambangaké pepanggihan antarané pengantèn putri lan penganten priya neng kahanan sing kusus kadosdéné raja lan ratu. Padatan, rantaman inti upacara diselenggarakake neng dalemé pengantèn putri, sing dadi pamangku gati yaiku wongtua utawa kaluwarga pengantèn putri nanging tetep dibantu déning kaluwarga saking pengantèn kakung. Upacara-upacara sajroning adat jawa antarane 1. Siraman Upacara iki duwe tujuan kanggo ngresiki jiwa calon penganten 2. Midodaren Upacara iki nglambangake para widodari mudun sewengi sedurunge ijab kanggo maringi restu marang calon penganten 3 Srah-srahan Ing upacara iki calon penganten kakung nggowo ubo rampe marang penganten putri kanggo ragad ngelaksanakaken pengantenan. 4 Ijab kabul Ing upacara iki, para penganten ngucapake janji. 5 Upacara panggih Upacara iki tujuane kanggo ngusir roh jahat 6 Upacara balangan suruh Upacara iki pralambang katresnan klan kasetyan 7 Upacara wiji dadi Upacara iki pralambang penganten kakung bakal dadi kepala keluarga kang tanggung jawab marang anak lan bojone 8 Pupuk Upacara iki pralambang para penganten kakung ditrimo ing kaluarga penganten putri 9 Sinduran Upacara iki pralambang sak kloron wes ketampa dadi keluarga 10 Timbang Upacara iki pralambang tresnane wong tua marang anak lan mantu 11 Dhahar Klimah Upacara iki pralambang para penganten gelem urip susah lan seneng bebarengan 12 Mertui Upacara iki, penganten putri metuk wong tuane penganten kakung ing ngarep umah 13 Sungkeman Upacara iki, sak loron penganten nyuwun pangestu marang wong tua 14 Kendurèn / resèpsi Iki dadi puncak acarane penganten jawa 15 Uga pirsani Ningali pengantin putri ing griya tiyang sepuhipun - Pelajari lebih lanjut 1. Karangan eksposisi 2. Karangan eksposisi - Detil Jawaban Kelas 10 Mapel B Jawa Bab Karangan Eksposisi Kata Kunci eksposisiPenjelasan 8. teks deskripsi tentang upacara adat mantu dalam bahasa Jawa​ JawabanTeks eksposisi adat mantu dalam bahasa jawa yaiku teks kang njabarake urutanacara ing adat mantu Karangan eksposisi yaiku karangan sing ngudharakake pikiran pokok ingkang njembarake wawasan utawa nambah informasi marang awake karagan eksposisi yaiku kanggo ngangsu kawruh utowo nambah ilmu, definisi, metode, lan nulis karangan eksposisi yaikunemtokake tema utowo uderan perkara sing arep ditulisnemtokake tujuan penulisan karangan eksposisingumpulke data saka maneka sumbernyusun kerangka karanganngembangake kerangka nganti dadi karangan ingkang wituhJenis-jenising karangan eksposisi yaikueksposisi definisieksposisi klasifikasieksposisi ilustrasieksposisi perbandinganeksposisi proseseksposisi laporanTopik-topik kang lumrah ditulis sajrone karangan eksposisi yaikuTeknologiSeni lan BudayaSejarahHukumEkonomiLingkungan, lan liya liyaContoh Karangan Eksposisi kawruh adat mantu jawa yaikuADAT MANTU JAWA Upacara pengantenan adat Jawa iku salah siwijiné upacara sakral adat Jawa sing nduwé rantaman upacara lan tata cara sing wis pakem. Upacara pengantenan iki nglambangaké pepanggihan antarané pengantèn putri lan penganten priya neng kahanan sing kusus kadosdéné raja lan rantaman inti upacara diselenggarakake neng dalemé pengantèn putri, sing dadi pamangku gati yaiku wongtua utawa kaluwarga pengantèn putri nanging tetep dibantu déning kaluwarga saking pengantèn sajroning adat jawa antarane1. SiramanUpacara iki duwe tujuan kanggo ngresiki jiwa calon penganten2. MidodarenUpacara iki nglambangake para widodari mudun sewengi sedurunge ijab kanggo maringi restu marang calon penganten3 Srah-srahanIng upacara iki calon penganten kakung nggowo ubo rampe marang penganten putri kanggo ragad ngelaksanakaken Ijab kabulIng upacara iki, para penganten ngucapake Upacara panggihUpacara iki tujuane kanggo ngusir roh jahat6 Upacara balangan suruhUpacara iki pralambang katresnan klan kasetyan7 Upacara wiji dadiUpacara iki pralambang penganten kakung bakal dadi kepala keluarga kang tanggung jawab marang anak lan bojone8 PupukUpacara iki pralambang para penganten kakung ditrimo ing kaluarga penganten putri9 SinduranUpacara iki pralambang sak kloron wes ketampa dadi keluarga10 TimbangUpacara iki pralambang tresnane wong tua marang anak lan mantu11 Dhahar KlimahUpacara iki pralambang para penganten gelem urip susah lan seneng bebarengan12 MertuiUpacara iki, penganten putri metuk wong tuane penganten kakung ing ngarep umah13 SungkemanUpacara iki, sak loron penganten nyuwun pangestu marang wong tua14 Kendurèn / resèpsiIki dadi puncak acarane penganten jawa15 Uga pirsaniNingali pengantin putri ing griya tiyang sepuhipun-Pelajari lebih lanjut 1. Karangan eksposisi Karangan eksposisi Jawaban Kelas 10Mapel B JawaBab Karangan EksposisiKata Kunci eksposisi 9. Naskah drama adat mantu jawa​ JawabanUpaya pelestarian adat-istiadat sebagai budaya daerah yang merupakan aset bangsa dalam membangun kepribadian bangsa telah dilakukan, apalagi dalam budaya daerah tersebut terkandung nilai-nilai luhur untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat yang disebut dengan kearifan lokal termasuk salah satunya adalah upacara perkawinan adat Jawa Bahasa Daerah Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal di wilayah Jawa Tengah memuat materi pelajaran berkenaan dengan budaya mantu upacara perkawinan adat Jawa Tengah. Materi Budaya mantuini sebagai wujud pelestarian kearifan lokal yang diterapkan disekolah. Dalam Budaya mantu terdapat rangkaian upacara berkaitan dengan bahasan mengenai perpaduan bahasa, sastra dan seni yang dipakai dalam upacara sebagai salah satu wujud ekspresi sastra dan seni tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Mengutip pendapat Kneth Macgowan,“Seorang anak menimang boneka adalah peristiwa drama” karena sesuatu yang bukan kebiasaan dan direncanakan dalam suatu sikap untuk diperhatikan pada orang lain, adalah salah satu aspek drama. Dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari melakoni drama. Drama sebagai suatu model pembelajaran perlu dikembangkan sehingga diperoleh model pembelajaran yang memadai. 10. karangan eksposisi tentang upacara adat mantu jawa dalam bahasa jawa ??​ Jawabankarangan eksposisi adat mantu dalam bahasa jawa yaiku teks kang njabarake urutanacara ing adat mantu eksposisi yaiku karangan sing ngudharakake pikiran pokok ingkang njembarake wawasan utawa nambah informasi marang awake karagan eksposisi yaiku kanggo ngangsu kawruh utowo nambah ilmu, definisi, metode, lan nulis karangan eksposisi yaikunemtokake tema utowo uderan perkara sing arep ditulisnemtokake tujuan penulisan karangan eksposisingumpulke data saka maneka sumbernyusun kerangka karanganngembangake kerangka nganti dadi karangan ingkang wituhJenis-jenising karangan eksposisi yaikueksposisi definisieksposisi klasifikasieksposisi ilustrasieksposisi perbandinganeksposisi proseseksposisi laporanTopik-topik kang lumrah ditulis sajrone karangan eksposisi yaikuTeknologiSeni lan BudayaSejarahHukumEkonomiLingkungan, lan liya liyaContoh Karangan Eksposisi kawruh adat mantu jawa yaikuADAT MANTU JAWA Upacara pengantenan adat Jawa iku salah siwijiné upacara sakral adat Jawa sing nduwé rantaman upacara lan tata cara sing wis pakem. Upacara pengantenan iki nglambangaké pepanggihan antarané pengantèn putri lan penganten priya neng kahanan sing kusus kadosdéné raja lan rantaman inti upacara diselenggarakake neng dalemé pengantèn putri, sing dadi pamangku gati yaiku wongtua utawa kaluwarga pengantèn putri nanging tetep dibantu déning kaluwarga saking pengantèn sajroning adat jawa antarane1. SiramanUpacara iki duwe tujuan kanggo ngresiki jiwa calon penganten2. MidodarenUpacara iki nglambangake para widodari mudun sewengi sedurunge ijab kanggo maringi restu marang calon penganten3 Srah-srahanIng upacara iki calon penganten kakung nggowo ubo rampe marang penganten putri kanggo ragad ngelaksanakaken Ijab kabulIng upacara iki, para penganten ngucapake Upacara panggihUpacara iki tujuane kanggo ngusir roh jahat6 Upacara balangan suruhUpacara iki pralambang katresnan klan kasetyan7 Upacara wiji dadiUpacara iki pralambang penganten kakung bakal dadi kepala keluarga kang tanggung jawab marang anak lan bojone8 PupukUpacara iki pralambang para penganten kakung ditrimo ing kaluarga penganten putri9 SinduranUpacara iki pralambang sak kloron wes ketampa dadi keluarga10 TimbangUpacara iki pralambang tresnane wong tua marang anak lan mantu11 Dhahar KlimahUpacara iki pralambang para penganten gelem urip susah lan seneng bebarengan12 MertuiUpacara iki, penganten putri metuk wong tuane penganten kakung ing ngarep umah13 SungkemanUpacara iki, sak loron penganten nyuwun pangestu marang wong tua14 Kendurèn / resèpsiIki dadi puncak acarane penganten jawa15 Uga pirsaniNingali pengantin putri ing griya tiyang sepuhipunNB maaf kalau salah 11. Urut urutan acara adat tradisi mantu Ing ngisor iki urut-urutane acara adat tradisi mantuPasang tratag lan tarubSiramanMidadareniSrah-srahan Ijab kabulUpacara panggihUpacara balangan suruhUpacara wiji dadiSinduranTimbangKacar kucurDhahar klimahSungkemanKenduren/ResepsiPembahasanUpacara adat penganten Jawa merupakan salah satu upacara sakral adat Jawa yang memiliki urutan acara atau tata beberapa urutan acara adat manten/penganten Jawa beserta penjelasannyaPasang tratag lan tarub maksudnya adalah memasang dekorasi tratag atau disebut juga tenda serta tarub merupakan hiasan yang terbuat dari janur atau daun kelapa yang merupakan kegiatan dalam upacara yang melambangkan untuk membersihkan calon yang memiliki arti bahwa malam sebelum acara pengantenan para bidadari turun untuk memberikan atau dapat disebut sebagai asok tukon merupakan simbol dari pihak mempelai pria yang memberikan tanggung jawab pada pihak kabul merupakan saat dimana pengantin pria mengucapkan janji setia pernikahan dengan pengantin wanita dengan disaksikan oleh banyak panggih merupakan upacara yang dilakukan setelah acara ijab kabul, yaitu bertemunya pengantin pria dan wanita setelah balangan suruh merupakan lambang kasih sayang dan kesetiaan antara pengantin pria dan wiji dadi merupakan acara saat pengantin pria menginjak telur hingga atau yang berasal dari kata sindur yaitu kain yang menyelimuti kedua merupakan acara saat kedua pengantin duduk dipangkuan ayah dari pengantin merupakan lambang pemberian klimah merupakan acara suap-suapan antara kedua merupakan acara saat kedua pengantin meminta restu orang merupakan puncak dari acara adat acara adat tersebut dapat berbeda-beda menyesuaikan dengan daerah lebih lanjutMateri upacara adat panggih => Materi upacara adat tedhak siten => Materi tentang upacara adat => ========================================================Detail jawabanKelas -Mapel Bahasa DaerahBab Upacara adatKode soal 13[tex] \ [/tex]AyoBelajar SPJ2 12. buat teks eksposisi tentang adat mantu dalam bahasa jawa 1 paragraf JawabanPenjelasanGamudenh 13. Urut urutan upacara adat mantu dalam basa jawa 1. Srah-srahan2. Paningsetan3. Asok tukon4. Gethok dinaKaping 3 siyagaWonten ing babak punika, ingkang gadhah kajat nyedah para sesepuh lan pinisepuh ugi sanak kadang, kagem ambentuk panitiya kagem nglampahi kegiyatan upacara-upacara adat wonten ing dinten kajatan. Ingakng dipun cepakaken antawisipun 1. Sedahan Inggih menika ngrakit sedahan ngantos dumugi Kumbakarnan3. Jenggolan utawi JonggolanKaping 4 Rantamaning UpacaraWonten pirang-pirang perkawis wonten ing babak punika, antawisipun 1. Pasang tratag lan TarubPasang tratag ingkang dilajengaken pasang tarub. Ciri tarub inggih menika ingkang mokoki rerenggan janur lan paesan liya kanthi manca warni2. Kembar Mayang3. Pasang tuwuhan pasren4 Sungkeman5. Boyongan 14. ringkasan upacara adat mantu kucing​ 15. urutan upacara ngunduh mantu adat jawa pasang bleketepe semoga bisa membantu Ngunduh mantu adalah sebuah tradisi yang membuat momen pernikahan terlihat spesial dan juga unik. Ngunduh mantu sendiri sering dijadikan sebuah prosesi pelengkap bagi pernikahan adat Jawa dan juga adat ngunduh mantu sendiri bukanlah sebuah kewajiban, namun banyak orang yang tetap ingin menyelenggarakan salah satu dari prosesi pernikahan adat tradisional mantu adalah sebuah pesta lanjutan. Pesta ini dijadikan momentum sebagai cara keluarga pengantin pria untuk memberi tahu kepada sanak saudara atau tetangga bahwa mereka memiliki anggota keluarga baru yaitu pengantin dilihar dari bahasa, ngunduh dalam Bahasa Jawa memiliki arti panen atau memanen. Sementara mantu adalah menantu. Jadi ngunduh mantu berarti memanen mantu. Artinya keluarga laki-laki mempunyai mantu perempuan dari anak laki-lakinya. Dalam praktiknya, mungkin satu daerah dengan daerah lainnnya di Jawa berbeda satu sama lainnya dalam mengadakan acara. Meski demikian, prosesinya tidak akan berbeda ngunduh mantu ini dilakukan oleh pasangan yang keluarganya tinggal secara berjauhan. Tradisi ini pun dilakukan 5 har setelah resepsi pernikahan tradisi ini biasanya digelar lebih sederhana jika dibandingkan dengan pesta resepsi. Lalu, apa saja sih prosesi ngunduh mantu yang biasa dilaksanakan? Ini dia!Baca Juga Mengharukan, 5 Artis Ini Memilih Tidak Menikah Lagi Setelah Suami MeninggalRangkaian Prosesi Ngunduh MantuFoto Ngunduh Mantu Foto beberapa rangkaian yang perlu dilakukan dalam prosesi ngunduh mantu. Dilansir dari Mahligai Indonesia, berikut rangkaian yang perlu dilakukan agar tradisi ini terasa pertama yang perlu dilakukan biasanya dari kehadiran keluarga pengantin perempuan serta pasangan yang baru menikah. Sepasang pengantin dan kedua orang tua pengantin wanita beserta rombongan hadir di rumah besan orangtua pengantin pria, diiringi Gendhing Boyong kedua yang akan dilakukan adalah penyambutan pengantin dan juga keluarga perempuan. Orang tua pengantin pria menyambut kehadiran besan orang tua pengantin wanita bersama kedua pengantin. Ibu pengantin pria segera melingkarkan kain motif Sidomukti atau sejenisnya di bahu kedua mempelai. Selanjutnya berjabat tangan dengan besan. Rangkaian prosesi diiringi Gending Boyong pun tidak boleh dilupakan, ya. Kedua mempelai diiringi kedua orang tua menuju pelaminan. Sebelum kedua mempelai duduk dipelaminan, terlebih dahulu melakukan sungkem ke kedua orang terakhir, kedua mempelai duduk di pelaminan, diapit kedua orang tua. Kedua orangtua mempelai pria selaku pemangku hajat duduk di sebelah kanan pengantin. Sementara kedua orang tua mempelai wanita duduk di sebelah kiri pasangan melakukan tradisi adat ngunduh mantu, terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami agar acara berjalan dengan lancar. Berikut istilah dari prosesi tersebut!Baca Juga 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Disadari Mengancam PernikahanMengenal Berbagai Macam Istilah Tradisi Ngunduh MantuFoto Ngunduh Mantu Foto mantu sendiri memiliki beberapa istilah yang patut untuk dipahami. Yuk ketahui lebih dalam mengenai tradisi ini!1. PangombyongDilansir dari WeddingMarket, prosesi pernikahan adat Jawa dalam ngunduh mantu yang pertama bernama pangombyong. Pangombyong sendiri adalah sebuah prosesi ketika kedua pengantin, orang tua, dan keluarga yang mengantar bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh biasanya di sini semua anggota yang akan ikut sudah merias wajah. Pengantin pun sudah siap dengan baju sendiri memiliki nama lain pengiring yang merupakan awal dari dimulainya acara ngunduh mantu. Kedua pengantin pun akan pergi meninggalkan orang tua pengantin wanita dan diantarkan oleh rombongan pengiring tersebut sendiri biasanya terdiri dari keluarga besar, kerabat hingga tetangga setelah tiba di rumah pengantin pria atau di tempat acar ngunduh mantu dolaksanakan, rombongan akan disambut dengan Gendhing Boyong Juga 5 Cara Mengatasi Rasa Cemburu dalam Pernikahan Secara Wajar2. Imbal WicaraFoto Ngunduh Mantu Foto rombongan pangombyong sudah tiba di rumah pengantin pria atau tempat yang sudah dipilih untuk ngunduh mantu, acara pun akan masuk ke jadwal di sini Imbal Wicara akan dilakukan. Imbal Wicara adalah salah satu prosesi ngunduh matu yang berupa dialog dari keluarga pengantin wnita kepada pengantin dari dialog ini adalah untuk menyerahkan pengantin wanita kepada pengantin pria dan sini, kedua pengantin pun akan diberikan dua cangkir air minum. Air minum itu diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua dari pengantin pria. Prosesi yang satu ini pun memiliki nama khusus yakni Ujukan Tirto dari prosesi ini adalah menunjukkan lambang kasih sayang orang tua kepada anak laki-laki dan juga menantunya. Sementara itu air sendiri adalah sebuah simbol dari harapan orang tua agar kedua pengantik bisa selalu diberikan kejernihan dalam berpikir dan memutuskan sesuatu ketika dilanda air pun menjadi lambang dari kejernihan cara berpikir Juga Suami Takut Dengan Istri, Apa Dampaknya Bagi Pernikahan?3. Sindur BinayangLangkah selanjutnya dari prosesi tradisional ini bernama Sindur Binayang. Sindur Binayang sendiri adalah sebuah proses ketika ayah dari pengantin Pria menyampirkan kain sindur di pundak kedua memegang bagian ujung kain, sang ayah pun kemudian menuntun keduanya hingga duduk di itu, ayah pengantin pria akan berjalan di bagian depan barisan dan diikuti oleh kedua pengantin. Jika sudah, ibu pengantin pria pun mengikuti di belakangnya semabari memegangu pundak kedua di adat Jawa prosesi ini akan diikuti oleh alunan gending ketawang boyong tiba di pelaminan, kedua pengantin serta orang tua akan berdiri dengan sejajar sembari menyaksikan tari gombyong. Lalu sebelum duduk di kursi pelaminan, pengantin pun biasanya melakukan proses melakukan prosesi ini biasanya akan memakan waktu paling lama sebanyak 30 hingga 40 menit saja. Prosesi ini adalah runutan acara yang paling panjang jika dibandingkan dengan yang Juga Rumah Tangga Bermasalah, Perlukah Mengunjungi Psikolog Pernikahan?4. SambutanNah acara selanjutnya yang akan dilakukan dalam prosesi unduh mantu adalah sambutan. Biasanya sambutan akan disertai ucapan terima kasih dari perwakilan keluarga pengantin sambutan diberikan, acara ini biasa ditutup dengan acara makan susuan dalam prosesi ngunduh mantu di adat Jawa memang tidak memakan waktu yang lama. Bahkan bisa selesai dalam waktu 1 hingga 1,5 jam pun bisa ditambahkan dengan pembacaan doa, tausiyah, juga sesi foto yang biasnaya ngunduh mantu adat Sunda, istilah yang digunakan pun berbeda. Biasanya adat Sunda sendiri menamainya dengan mulung mantu yang berarti mengambil acara yang digunakan di adat Sunda pun bisa dibilang hampir sama. Namun, penggunaan bahasa serta istilahnya tentu saja akan itu tadi Moms! Tradisi ngunduh mantu memang bisa dibilang tak memakan waktu banyak. Namun untuk sebagian orang, tradisi ini sangat penting sehingga tingkat kemewahannya pun bisa saja disamakan dengan acara yang gelar ketika resepsi. Ini Dia Susunan Acara Ngunduh Mantu By Ravica 24 Apr 2021 Viewers 30759 Susunan acara ngunduh mantu sebetulnya jauh lebih simpel bila dibandingkan dengan acara pernikahan. Namun meski begitu, acara yang kerap dianggap sakral ini, tidak boleh dilewatkan, terutama oleh mereka yang bersuku mantu sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa. Di mana ngunduh berarti panen dan mantu artinya menantu. Prosesi ini akan dilakukan oleh keluarga pengantin pria yang bermaksud menyambut pengantin wanita sebagai bagian dari keluarga. Kebiasaan ini sebetulnya bukan hal yang wajib, layaknya pernikahan biasa jadi bisa dilakukan atau tidak. Dan sekali lagi, ini memang erat kaitannya dengan tradisi pada masing-masing keluarga. Ngunduh mantu biasanya diselenggarakan pada hari kelima setelah hari pernikahan dilangsungkan. Karenanya tradisi ini juga dikenal dengan sebutan sepasaran atau sepekenan, dalam bahasa Jawa. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti lima jarang acara ini pun digelar dengan sama meriah dan sama mewahnya seperti ketika hari pernikahan dan akad. Makanan, undangan, dekorasi tetap diperhatikan detailnya. Jika kamu juga ingin acara tersebut dilangsungkan, ada baiknya dipikir jauh-jauh hari atau bersamaan dengan rencana pernikahan. Beruntungnya, kamu juga bisa menggunakan jasa wedding organizer yang sama untuk menghemat waktu dan intinya, ngunduh mantu itu semacam perayaan atau syukuran bahwa keluarga tersebut berhasil mendapatkan menantu. Pada adat Jawa, ngunduh mantu disertai dengan berbagai prosesi yang cukup panjang. Prosesi tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut PangombyongImbal WicaraSindur BinanyangSambutan dari keluargaAcara paripurnaKemudian apakah makna dari beberapa istilah di atas? Yuk, simak susunan acara ngunduh mantu adat Jawa berikut ini, agar kamu Istilah dalam Susunan Acara Ngunduh MantuFoto PangombyongProsesi pernikahan adat Jawa dalam ngunduh mantu yang pertama adalah pangombyong. Kedua pengantin, orang tua dan keluarga yang akan mengantar bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh mantu. Di sini biasanya semua sudah merias wajah dan menggunakan baju atau pengiring merupakan awal dari dimulai acara ngunduh mantu. Kedua pengantin akan pergi meninggalkan rumah orang tua pengantin wanita, yang diantar oleh serombongan pengiring, seperti keluarga besar, kerabat, hingga tetangga. Setiba di venue atau biasanya rumah orang tua pengantin pria, rombongan akan disambut dengan Gendhing Boyong Imbal WicaraBegitu rombongan pangombyong tiba di rumah atau venue nikah untuk ngunduh mantu, acara akan masuk ke sesi selanjutnya yaitu Imbal Wicara. Proses ngunduh mantu kedua dalam ucapara pernikahan adat Jawa ini adalah berupa dialog dari keluarga pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria, dengan maksud menyerahkannya. Disini, kedua pengantin akan diberi dua cangkir air minum yang akan diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua pria. Ujukan tirto wening, demikian istilah yang digunakan untuk prosesi yang satu ini. Tujuannya sendiri ditujukan sebagai lambang kasih sayang orang tua. Dan air sendiri sebagai simbol dari harapan orang tua agar kedua pengantin kelak selalu diberikan kejernihan dalam berpikir dan memutuskan sesuatu, seperti beningnya air yang mereka Sindur BinayangMasuk ke langkah berikutnya, yaitu sindur binayang. Ini adalah proses di mana ayah dari pengantin pria akan menyampirkan kain sindur di pundak kedua pengantin, sambil memegang bagian ujung kain, sang ayah kemudian akan menuntun keduanya hingga duduk di pengantin pria akan berjalan di bagian depan barisan, diikuti oleh kedua pengantin, Kemudian ibu pengantin pria mengikuti di belakangnya sambil memegang pundak kedua pengantin. Pada adat Jawa, prosesi ini biasanya akan diikuti oleh alunan gending ketawang boyong basuki atau pelog tiba di pelaminan, kedua pengantin dan orang tua akan berdiri sejajar sambil menyaksikan tari gombyong. Kemudian sebelum duduk di kursi pelaminan, pengantin akan melakukan proses sungkeman. Untuk prosesi yang satu ini akan memakan waktu paling lama sekitar 30 hingga 40 menitan. Ini merupakan prosesi yang paling panjang dibanding dengan acara lainnya. 4. Sambutan Acara selanjutnya setelah kedua pengantin berada di pelaminan adalah sambutan serta ucapan terimakasih dari perwakilan keluarga pengantin pria. Setelah sambutan diberikan, acara pun ditutup dengan acara makan lebih itulah susunan acara ngunduh mantu adat Jawa yang hanya akan memakan waktu singkat, bahkan tidak lebih dari 1 hingga 1,5 jam saja. Acara juga bisa dilengkapi dengan pembacaan doa, tausyiah, juga sesi foto. Suku lainnya yang juga kerap melakukan prosesi ngunduh mantu adalah pernikahan adat yang digunakan pun berbeda, yaitu mulung mantu namun artiannya sendiri sama dengan mengambil mantu. Begitu juga dengan susunan acaranya kurang lebih sama, hanya saja menggunakan bahasa atau istilah yang berbeda. Nah, itu dia susunan acara ngunduh mantu yang biasa dilakukan untuk menghormati adat dan tradisi suku Jawa. Masih ada beberapa tradisi yang juga kerap disisipkan di acara tersebut, salah satunya adalah gepyokan, yaitu tradisi memukulkan beberapa macam dedaunan yang diikat menjadi satu. Kunjungi WeddingMarket Festival Gratis! Menangkan Berbagai Hadiah Menarik Bokeh Situs Download http Contact Result for Ubarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat Mantu TOC Daftar IsiMateri Budaya Mantu Pernikahan Adat Jawa 18, 2018 Dalam kebudayaan Jawa, banyak upacara-upacara adat yang dilakukan masyarakatnya. Diantara banyaknya kebudayaan Jawa tersebut terbagi menjadi tiga yaitu metu lahir, manten nikah, dan mati. Pada artikel kali ini, akan menyajikan materi tentang salah satu tradisi Jawa tersebut yaitu tata cara dan urutan mantenan dalam bahasa SIMBOLIK UPACARA SIRAMAN PENGANTIN ADAT JAWA - UIN WalisongoSiraman mandi merupakan upacara adat Jawa yang dilakukan sehari sebelum pengantin melaksanakan ijab qabul. Dalam upacara siraman tata pelaksanaan dan peralatan ubarambe yang digunakan sudah maton/pakem sebagai sebuah simbol yang memiliki arti dan makna. Makna dan arti simbol dalam siraman tidak terlepas dari konteks KAMUS VISUAL UBARAMPE MANTU ANDROID SEBAGAI MEDIA - IPTSUbarampe adalah peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan upacara adat. Maka yang dimaksud dengan ubarampe mantu adalah peralatan atau properti yang dibutuhkan dalam pelaksanaan upacara adat mantu. Nugroho & Hidayat 2021 menyatakan bahwa ubarampe merupakan hal penting dan harus ada dalam pelaksanaan upacara adat karena ubarampe mengandung Ubarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuAlat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuAlat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat Mantu TATA UPACARA MANTU PERALATAN PERKAWINAN i. PASANG TARUP Pada umumnya bangunan rumah yang tidak besar / tidak luas, tidak dapat menampung jumlah tamu yang besar kalau rumah tersebut untuk menyelenggarakan upacara mantu peralatan perkawinan yang serba luas, maka untuk keperluan itu lalu Ubarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuAlat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuMay 1, 2022 Tahapan upacara panggih dalam pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah upacara balangan gantal. Balangan artinya melempar, sedangkan gantal artinya daun sirih yang diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau yang diikat dengan menggunakan benang Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuAlat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat Mantu TATA UPACARA MANTU PERALATAN PERKAWINAN i. PASANG TARUP Pada umumnya bangunan rumah yang tidak besar / tidak luas, tidak dapat menampung jumlah tamu yang besar kalau rumah tersebut untuk menyelenggarakan upacara mantu peralatan perkawinan yang serba luas, maka untuk keperluan itu lalu Ubarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuAlat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuAug 26, 2022 Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat Mantu. Alatyangdigunakanpada upacaraminum teh Jepang CHANOYU Upacaraminum teh merupakan ritual tradisional Jepang dalammenyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chado atau cha no yu yangberkembang terutama dari pengaruh Buddhisme / Kelengkapan Pada Prosesi Panggih 11, 2017 Dalam prosesi panggih terdapat beberapa ubarampe kelengkapan yang dilaksanakan saat resepsi pernikahan yang secara batiniah mempunyai makna simbolis sekaligus permohonan kepada Tuhan YME. 1. Gantal , merupakan ubarampe yang dibuat dari daun sirih yang matemu rose dan dilipat membulat/dilinting .Apa Itu Tradisi "Ngunduh Mantu" dalam Pernikahan Adat Jawa - KAMUS VISUAL UBARAMPE MANTU ANDROID SEBAGAI MEDIA Apr 12, 2023 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebutuhan siswa dan guru terhadap kamus visual ubarampe mantu berbasis android, mengembangkan prototipe kamus visual ubarampe mantuUbarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat Mantu66 JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 1 JANUARI 2017 UPACARA ADAT MANTU KUCING Dari penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa upacara adat mantu kucing di Desa Purworejo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan telah ada sejak tahun 1954. Tradisi tersebut masih tetap dijalankan ketika Desa Purworejo mengalami kemarau PERKAWINAN URUT-URUTAN / TATACARA MANTU - BloggerNov 10, 2011 Tarup merupakan awal kegiatan perlatan mantu. Berbarengan dengan tarup tersebut disertakan upacara selamatan wilujengan yang berisi doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Nabi Rosul dan para leluhur, agar peralatan perkawinan dapat berjalan lancar dan selamat sehingga tercapai apa yang diharapkan. Mantu Mengetahui Arti dan Rangkaian AcaranyaJun 16, 2021 Daftar isi artikel Rangkaian Prosesi Ngunduh Mantu Mengenal Berbagai Macam Istilah Tradisi Ngunduh Mantu Ngunduh mantu adalah sebuah tradisi yang membuat momen pernikahan terlihat spesial dan juga unik. Ngunduh mantu sendiri sering dijadikan sebuah prosesi pelengkap bagi pernikahan adat Jawa dan juga adat 7 Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya, Ada Tradisi Bakar Jul 18, 2022 Upacara adat merupakan warisan turun temurun yang diadakan sesuai kepercayaan masyarakat setempat. Setiap upacara adat memiliki tujuan yang berbeda-beda, ada upacara yang diadakan untuk pernikahan, kelahiran, maupun kematian. Berikut ini sejumlah upacara adat dan tujuanya di Indonesia. Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya Upacara Adat di Indonesia - 11, 2021 Dikutip dari jurnal Upacara Adat Mantu Kucing di Desa Purworejo Kabupaten Pacitan Makna Simbolis dan Potensinya sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah 2017 oleh Trisna Sri Wardani dan Soebijantoro, Upacara Adat Mantu Kucing merupakan upacara adat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar menurunkan hujan di daerah tempat diselenggarakannya Ubarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat MantuTabuik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasDalam setiap upacara adat selalu ada alat pengiring untuk mengiringi tiap ritual. Hal yang sama juga ada di dalam upacara adat Tabuik. Alat yang digunakan untuk mengiringi upacara adat ini adalah alat musik gendang tasa atau dikenal secara luas sebagai gendang Jenis Alat Musik Suku Batak, Sering Dimainkan saat Upacara AdatFeb 27, 2023 1. Ogung 2. Garantung 3. Sulim 4. Balobat 5. Sarune Bolon 6. Gondang 7. Arbab 8. Taganing 9. Hasapi 10. Tulila 11. Gordang Sambilan Medan - Suku Batak adalah salah satu suku yang paling banyak kita temui di Sumatera Utara, khususnya di sekitaran Danau Siraman Pengantin Pengertian, Tujuan, Tata Cara, dan Makna Jan 25, 2022 Pengertian Siraman Siraman berasal dari bahasa Jawa, yaitu kata siram yang artinya mandi. Ada pula yang memaknainya dengan mengguyur. Secara istilah, siraman merupakan proses memandikan atau mengguyur calon pengantin sebelum prosesi ijab kabul dilaksanakan. Bagi masyarakat Jawa, siraman tidak hanya membersihkan raga Tahapan Upacara Panggih dalam Pernikahan Adat Jawa dan - WolipopFeb 23, 2020 1. Upacara Penyerahan Sanggan Setelah persiapan dan waktu yang direncakan untuk menikah, pengantin wanita keluar dari dalam rumah dan duduk di kursi pengantin berhias indah dimuka petanen atau disebut krobongan. Kemudian pengantin pria tiba, diapit oleh sesepuh pria dan dilakukan upacara penyerahan Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya yang Wajib DiketahuiMar 7, 2020 Upacara adat Jawa Timur adalah Kasada. Tradisi ini dimiliki oleh suku Tengger yang memeluk agama Hindu untuk meminta pengampunan dari Brahma atau Dewa Pencipta. Dalam upacara adat ini, suku Tengger biasa akan melempar beberapa sesajen ke kawah Gunung Bromo, misalnya sayuran, buah-buahan, hasil ternak, hingga uang. 4. Mekikuwa di Sulawesi UtaraRelated searchesRelated Keywords For Ubarampe Alat Yang Digunakan Dalam Salah Satu Upacara Adat Mantu The results of this page are the results of the google search engine, which are displayed using the google api. So for results that violate copyright or intellectual property rights that are felt to be detrimental and want to be removed from the database, please contact us and fill out the form via the following link here.

alat yang digunakan dalam salah satu upacara adat mantu